Rabu, 12 Agustus 2015
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah diminta membenahi tata niaga perdagangan sapi. Pedagang justru berharap agar harga daging sapi tidak diserahkan ke mekanisme pasar. Selain itu, pemerintah juga diminta menghitung lagi kebutuhan sapi dan daging sapi secara nasional.
Menurut Ketua Asosiasi Pedagang Daging Indonesia Asnawi, Selasa (11/8), di Jakarta, data yang ada selama ini tidak akurat. Akibatnya, kebijakan impor yang diambil pemerintah keliru.
Pelaksana tugas Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Karyanto Suprih mengemukakan, pemerintah akan memperkuat Perum Bulog. Pemerintah sudah memutuskan agar Bulog bisa mengimpor daging sapi potong sebanyak 50.000 ekor. Saat ini, perizinannya tengah diproses.
Secara terpisah, Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Importir Daging Indonesia Thomas Sembiring memaparkan peta jalan Program Swasembada Daging Sapi. Disebutkan pada peta jalan itu, kebutuhan daging sapi tahun 2014 sebanyak 593.000 ton. Namun, dalam peta jalan 2015, kebutuhan daging sapi nasional dikurangi 134.000 ton menjadi 459.000 ton.
Pada semester I-2015, impor sapi dan daging sapi mencapai 90.000 ton setara daging. Adapun populasi sapi turun 2 juta ekor dari 14,5 juta ekor pada 2011 menjadi 12,5 juta ekor pada 2013.
Ditanya soal langkah perusahaan penggemukan sapi yang menahan sapi siap potong ke pasar, Thomas menyebut respons pengusaha tersebut wajar. "Kalau sapi dipotong semua, perusahaan penggemukan akan berhenti kegiatannya. Oleh karena itu, mereka hanya memotong sapi khusus untuk pelanggan setianya," katanya.
Operasi pasar
Pedagang daging sapi menolak operasi pasar murah di Pasar Grogol, Grogol Petamburan, kemarin. Pedagang menilai operasi pasar yang digelar Dinas Kelautan, Pertanian, dan Ketahanan Pangan DKI Jakarta itu melenceng dari aspirasi perjuangan para pedagang daging sapi. Namun, setelah melalui proses negosiasi yang alot, PD Dharma Jaya akhirnya bisa menjual daging beku di luar area pasar.
Kasmuri, pedagang bakso daging sapi yang berjualan di Petojo Binatu, Jakarta Pusat, membeli daging dalam operasi pasar kemarin. Ia mengaku sudah tiga hari tidak berjualan karena tidak mendapatkan daging sapi.
PD Dharma Jaya menjual daging sapi paha depan seharga Rp 85.000 per kilogram. Adapun daging sapi paha belakang Rp 89.000 per kilogram. Dalam operasi pasar, PD Dharma Jaya membawa 2 ton daging sapi beku.
Di Kota Tangerang, Banten, Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah ikut memantau operasi di Pasar Anyar. Kemarin, 550 kilogram daging sapi dijual seharga Rp 90.000 per kilogram.
Di Pasar Jatinegara, Jakarta Timur, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyediakan 1 ton daging sapi untuk operasi pasar. Namun, sejak pagi hingga siang hari, operasi pasar baru berhasil menjual 20 kilogram daging sapi.
Menghilangnya daging sapi dari pasaran di DKI Jakarta menjadi perhatian Polda Metro Jaya. Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Mohammad Iqbal mengatakan, penyelidikan sudah dilakukan beberapa hari terakhir. "Kami belum menemukan bukti hilangnya produk daging sapi segar dari pasaran akibat adanya penimbunan," katanya.
(TIM KOMPAS)
http://epaper1.kompas.com/kompas/books/150812kompas/#/19/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar