JAKARTA, KOMPAS — - Perum Bulog dinilai telah kehilangan momentum penting dalam pengadaan beras secara besar-besaran saat panen raya berlangsung. Akibatnya, stok beras sekarang di gudang Bulog masih rendah atau baru 1,62 juta ton. Total pengadaan beras Bulog tahun 2015 sebanyak 1,85 juta ton.
Pedagang beras menunggu pembeli di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Rabu (29/7). Pasca Lebaran, harga beras masih belum turun dan cenderung mengalami kenaikan yang berkisar Rp 300-Rp 500 per kilogram.
KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN
Karena itu, Bulog harus secara maksimal memanfaatkan peluang melakukan pembelian beras di luar harga yang ditetapkan dalam harga pembelian pemerintah (HPP). Cara ini diharapkan bisa meningkatkan stok beras di gudang Bulog dalam satu bulan ke depan.
Hal itu dikatakan pengamat pertanian Siswono Yudo Husodo, Kamis (27/8), di Jakarta. Agar stabilitas harga beras bisa dijaga, Bulog butuh tambahan stok 1,4 juta ton dalam satu bulan ke depan. Dengan tambahan stok 1,4 juta ton beras, pada awal Oktober 2015 saat memasuki musim paceklik, Bulog mempunyai stok beras di gudang 1,75 juta ton.
Siswono mengatakan, kalau saja saat panen raya padi musim hujan kemarin pemerintah menetapkan harga beli beras lebih tinggi dari HPP saat ini sebesar Rp 7.300 per kilogram, gudang Bulog sudah terisi lebih banyak beras.
Meski begitu, kata Siswono, masih ada peluang Bulog melakukan pembelian beras melalui jalur non-Public Service Obligation (PSO). "Agar pembelian beras non-HPP tidak memicu kenaikan harga, harus dilakukan secara serentak di berbagai daerah sentra produksi beras. Jangan terpusat di satu titik," katanya.
Siswono mengatakan, masyarakat akan merasa aman kalau stok beras di gudang Bulog ada 2 juta ton setiap saat.
Sementara itu, Ketua Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) wilayah DKI Jakarta Nellys Sukidi mengatakan, Bulog saat ini sudah secara maksimal melakukan pembelian beras.
Bukan hanya jalur pembelian HPP yang digunakan, melainkan juga jalur pembelian beras non-HPP. Cara ini memungkinkan Bulog membeli beras lebih banyak sesuai harga pasar. Harga HPP beras saat ini Rp 7.300 per kilogram.
Buruh memasukkan beras yang baru tiba dari daerah di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Jumat (21/8). Stok beras di gudang Bulog saat ini baru 1,62 juta ton, sedangkan total pengadaan beras Bulog 2015 sebanyak 1,85 juta ton.
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO
Terkait realisasi pengadaan beras Bulog 1,4 juta ton dalam satu bulan ke depan, Nellys mengatakan, semua orang boleh berupaya. Bulog juga tentu harus berupaya maksimal.
Namun, kalau berbagai upaya sudah dilakukan dan pengadaan beras tetap tidak maksimal, mungkin ada variabel lain yang lupa diperhitungkan, yaitu masalah produksi.
Jika produksi beras terbatas, upaya membeli beras dengan jalur non-HPP oleh Bulog hanya akan berdampak terhadap berpindahnya beras dari pasar ke gudang Bulog. Kenaikan harga beras tidak terhindarkan.
Kemarin, Kementerian Pertanian mengundang 5.000 petani dan pengusaha penggilingan padi di seluruh Indonesia. Pada kesempatan itu, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengimbau kepada para pengusaha penggilingan padi untuk menjual beras ke Bulog.
Panglima TNI dan Mentan berulang kali mengingatkan pentingnya nasionalisme para pengusaha penggilingan padi dengan menjual beras ke Bulog dalam rangka stabilisasi harga beras di pasar apabila terjadi gejolak saat paceklik nanti.
Sejumlah pengusaha penggilingan padi antusias menjual beras ke Bulog meski masih ada pertanyaan soal harga beli beras Bulog sesuai HPP kepada mereka yang dinilai terlalu rendah.
http://print.kompas.com/baca/2015/08/27/Bulog-Kehilangan-Momentum-dalam-Pengadaan-Beras
Tidak ada komentar:
Posting Komentar