Selasa, 25 Agustus 2015
JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat harga kedelai anjlok di pasaran mencapai Rp4.500-Rp5.000 per kilogram (kg) dari sebelumnya Rp7.600 per kilogram (kg). Padahal, kebutuhan kedelai di dalam negeri mencapai 2,3 juta ton.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Hasil, Sembiring, menjelaskan produksi kedelai di tingkat petani yang mencapai 979 ribu tidak diimbangi dengan impor kedelai yang lebih banyak dibandingkan hasil produksi di dalam negeri. Sehingga, membuat para petani enggan atau malas menanamkan kedelai di dalam negeri.
"Kedelai anjlok sekarang ini. Saat ini Rp4.500 sampai Rp5 ribu. Makanya kalau harga kelak begini, enggak ada yang mau tanam. Karena kebanyakan impor. Jadi orang malas tanam," ujar dia saat ditemui di Gedung Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa (25/8/2015).
Dia menilai, antara ekspor dan impor kedelai seharusnya diseimbangkan, sebab, bila tanah penanaman kedelai tidak kembali ditanami akan menyebabkan pola tanaman rusak.
Lebih lanjut dia mengatakan, anjloknya produksi dan harga kedelai tidak berpengaruh terhadap luas tanam. Pasalnya, hal ini sudah dipertimbangkan terlebih dahulu melalui Angka Ramalan (ARAM) 1. "Enggak. Kan kita sudah pertimbangkan. Sudah ada ARAM 1. Kita mengacu pada ARAM 1," katanya.
"Kita sedang dorong penyerapan Bulog. Mendag sudah rapat. Saya sudah kontak ke deputi. Kerja teman-teman sudah disusun supaya Bulog bisa serap. Semacam penugasan. Kan ada inpres," tambah dia.
Menurutnya, Bulog akan membeli hasil panen dari petani. Pasalnya, hal ini telah tertuang dalam Instruksi Presiden (Inpres). "Kalau mau impor berapa harus serap berapa nanti diatur. Karena itu komoditas yang mulai diatur," pungkasnya.
(mrt)
http://economy.okezone.com/read/2015/08/25/320/1202460/mentan-instruksikan-bulog-serap-kedelai-petani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar