Minggu, 23 Agustus 2015

Kemendag Dukung Impor Sapi Ditangani Bulog

Sabtu, 22 Agustus 2015

Jika rencana impor 200.000-300.000 sapi dilaksanakan, pemerintah dinilai telah kalah dari mafia daging.

JAKARTA - Meski profesionalitas Perum Bulog untuk menangani impor sapi dipertanyakan DPR dan beberapa pengamat, Kementerian Perdagangan (Kemendag) tetap berharap impor sapi dilakukan Bulog. Hal ini dengan maksud pemerintah dapat mengendalikan harga.

"Jika Bulog yang berperan, diharapkan pemerintah dapat mengendalikannya," ujar Pelaksana Tugas (Plt0 Direktur Jenderal (Dirjen) Perdagangan Luar Negeri Kemendag, Karyanto Suprih, di Jakarta, Jumat (21/8).

Meski demikian, Karyanto belum bisa memastikan pihak yang nantinya ditunjuk secara resmi oleh pemerintah untuk mengimpor sapi. Demikian halnya dengan kuota impor yang akan dibuka pemerintah dalam waktu dekat.

"Masih dalam proses, pada prinsipnya antara 200.000-300.000 ekor. Saya perlu bersurat dulu ke Kemenko (Kementerian Koordinator) Perekonomian, meminta untuk dibahas lebih dulu agar memastikan jumlah kebutuhannya," ucapnya.

Mantan Direktur Utama Bulog periode 2009-2014, Sutarto Alimoeso mengatakan, jika bicara teknis impor, penunjukan Bulog sebenarnya tidak ada masalah. Namun, yang menjadi kendala justru ketersediaan pasokan di negara sumber dan fasilitas yang dimiliki Bulog.

"Persoalannya, apakah tersedia sapi 200.000-300.000 ekor di Australia? Jelang akhir tahun seperti saat ini, tidak mudah mencari sapi sebanyak itu," ujar Sutarto.

Ia menambahkan, jika pun pasokannya tersedia, setelah sampai di Indonesia, itu akan menjadi masalah tersendiri terkait penggemukannya. Hal itu karena Bulog tidak punya feedlot.

Sutarto menyarankan, Bulog bekerja sama dengan BUMN lain, seperti PT Berdikari dan rumah potong hewan (RPH) yang memang telah terdaftar. Kemudian jika kapasitas feedlot di perusahaan milik BUMN tersebut masih belum cukup, terpaksa harus bekerja sama dengan swasta.

"Meski bekerja sama dengan swasta, sapi impor yang masuk ke swasta harus tetap di bawah pengawasan pemerintah," serunya mengingatkan.

Jauh sebelum persoalan impor sapi mengemukan, Sutarto mengaku, sudah sejak lama pihaknya mengusulkan agar impor sapi sebagian ditangani Bulog. Menurutnya, Bulog harus memegang sekitar 20 persen dari total impor sapi selama setahun.

"Jadi, Bulog bisa menjadi penyeimbang," ujarnya.

Menurutnya, persoalan daging sapi selalu dimulai dari Jakarta. Kalau suplai di Jakarta aman, biasanya tidak terjadi gejolak harga.

Kalah dengan Mafia
Direktur Eksekutif Institute Development of Economics and Finance (Indef), Enny Sri Hartati mengungkapkan, jika rencana impor 200.000-300.000 sapi dilaksanakan, artinya pemerintah telah kalah dari mafia daging yang saat ini bermain. Menurutnya, tingginya harga daging sapi beberapa waktu lalu karena ada permainan para pemain daging sapi untuk menekan pemerintah guna kembali membuka kran impor sapi dalam jumlah besar.

“Jika impor 200.000-300.000 ekor itu dilaksanakan, tujuan para pemain daging sapi itu tercapai,” ucapnya.

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman menegaskan, ketersediaan sapi masih cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri hingga akhir 2015. Oleh karena itu, Indonesia saat ini belum perlu mengimpor sapi bakalan.

Berdasarkan hasil pengecekan di lapangan, Amran menyebutkan, stok sapi yang ada di perusahaan penggemukan sapi per Agustus masih cukup memenuhi kebutuhan masyarakat hingga empat bulan mendatang. Ia mencontohkan, stok sapi di sebuah perusahaan penggemukan sapi di Banten mencapai 21.000 ekor. Dari jumlah itu, 4.000 sapi siap dipotong.

Ia juga mengecek ke lokasi lain di Cianjur, Jawa Barat. Sebuah perusahaan penggemukan sapi di daerah itu memiliki sekitar 40.000 sapi. “Jadi, tahun ini cukup,” ujar Amran.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag) Thomas Trikasih Lembong, menyampaikan rencananya mengimpor sapi bakalan sekitar 200.000-300.000 ekor. Ia mengatakan, rencana mengimpor sapi bakalan bertujuan mengendalikan harga.

“Kami siap mengguyur pasar dengan mengimpor 200.000-300.000 sapi. Ini supaya para penimbun daging sapi berpikir dua kali,” kata Thomas.

Sumber : Sinar Harapan

http://sinarharapan.co/news/read/150822136/kemendag-dukung-impor-sapi-ditangani-bulog-4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar