Rabu, 19 Agustus 2015

Harga Daging Sapi Bisa Rp 70 Ribu Per Kg (1)

Rabu, 19 Agustus 2015

Jakarta - Harga daging sapi di Indonesia bisa berkisar Rp 70-80 ribu per kilogram (kg) apabila pemerintah membuka besar-besaran impor daging sapi beku. Saat ini, harga daging beku Australia dan Selandia Baru berada pada kisaran Rp 62 ribu per kg. Sebaliknya, apabila impor dalam bentuk sapi hidup, harga daging sapi di dalam negeri sulit turun di bawah Rp 100 ribu per kg.

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan (Kemendag), rata-rata harga daging sapi secara nasional pada 19 Juli 2015 mencapai Rp 115 ribu per kg. Bahkan, di sejumlah daerah, seperti di Jabodetabek, harga daging sapi sempat tembus Rp 120-130 ribu per kg. Harga sempat turun menjadi Rp 107 ribu per kg pada awal Agustus 2015. Namun, pada 17 Agustus 2015, harga daging sapi melonjak lagi rata-rata menjadi Rp 110 ribu per kg.

Untuk meredam harga daging sapi di Tanah Air, pemerintah memutuskan mengimpor 300 ribu ekor sapi hingga akhir tahun ini yang dilakukan sepenuhnya oleh Perum Bulog. Dengan melibatkan Perum Bulog sebagai stabilisator harga, pemerintah berharap bisa menjaga harga daging sapi di pasaran pada level Rp 80-90 ribu per kg. Sebelumnya, izin impor sebanyak 50 ribu sapi siap potong sudah diberikan kepada Bulog dan akan mulai datang bertahap pada awal September.

Direktur Eksekutif Asosiasi Industri Pengolahan Daging Indonesia (National Meat Processors Association/Nampa) Haniwar Syarif mengungkapkan, saat ini industri bisa mendapatkan daging beku dari Australia dengan harga Rp 70-80 ribu per kg. Artinya, apabila daging yang didatangkan dalam bentuk daging beku pula, harga jual di Indonesia pun bisa di level itu.

“Mendingan impor daging beku. Daging beku itu sebenarnya ada juga yang beku dan tidak beku, tapi bukan sapi hidup. Waktu operasi pasar kemarin, Bulog buktinya bisa jual Rp 80-90 ribu per kg,” kata Haniwar Syarif kepada Investor Daily di Jakarta, Selasa (18/8) malam.

Dia pesimistis apabila keran impor yang dibuka dalam bentuk sapi hidup bisa menurunkan harga menjadi di bawah Rp 100 ribu per kg. Kalaupun sapi hidup impor bisa didapat seharga Rp 37-38 ribu per kg bobot hidup, ketika sampai di Indonesia daging jadinya dijual seharga Rp 95 ribu per kg, itu belum termasuk marjin.

“Di sisi lain sekarang ini harga sapi lokal jauh lebih mahal, Rp 42 ribu per kg. Apa mungkin peternak mau menurunkan harga pada angka itu. Nanti ribut lagi karena peternak babak belur. Dalam sejarah tidak ada sapi lokal lebih murah dari sapi impor,” tandas dia.

Haniwar mengungkapkan, harga sapi lokal di sentra-sentra sapi sudah sangat tinggi. Di Bali, misalnya, sudah mencapai Rp 37-38 ribu per kg bobot hidup, di Nusa Tenggara yang merupakan sentra terbesar pun sudah Rp 40 ribu per kg. Dengan harga yang sudah demikian tinggi di sentra sapi, tentu sangat tidak mungkin ketika sampai di Jabodetabek menjadi hanya Rp 36-37 ribu per kg.

“Soalnya, dari sentra saja bila dalam hitungan bentuk daging sudah di atas 95 ribu per kg,” tutur dia.

Menurut Haniwar, yang harus dilakukan pemerintah saat ini adalah duduk bersama untuk menata data tentang suplai dan kebutuhan riil daging sapi, sekaligus menyiapkan solusi jangka pendek, menengah, dan panjang agar harga daging sapi bisa terjangkau konsumen namun tetap menyejahterakan peternak.

“Misalnya sekarang buka saja impor, siapa saja boleh impor. Berlakukan bea masuk (BM), tapi hasil BM dialokasikan untuk mendongkrak populasi sapi lokal. Tata data dan lakukan koordinasi,” tandas Haniwar.

Sementara itu, para perusahaan penggemukan sapi (feedlotter) yang mengimpor sapi bakalan kemudian digemukkan untuk selanjutnya dijual ke rumah potong hewan (RPH) telah bersedia menurunkan harga daging sapi dari Rp 43-45 ribu per kg bobot hidup menjadi Rp 38 ribu per kg. Artinya, harga daging sapi di pasaran tetap masih di atas Rp 100 ribu per kg.

Seperti dilansir situs www.ycharts.com, harga daging sapi beku Australia dan Selandia Baru berada di level US$ 4,495 per kg pada Juli 2015 atau jauh lebih rendah dari Maret 2015 sebesar US$ 4,727 per kg. Sementara itu, mengacu pada situs www.indexmundi.com, harga daging sapi beku sudah mencapai US$ 4,65 per kg atau sekitar Rp 61 ribu per kg. Harga tersebut mengacu pada sejumlah sentra produksi daging dunia seperti Australia, Selandia Baru, dan Brasil.

Senada dengan itu, Sekjen Nampa Donatus Hartono mengungkapkan, dua bulan lalu ketika harga daging sapi lokal mencapai Rp 100 ribu per kg, pihaknya masih bisa mendapatkan harga daging sapi beku untuk bahan baku industri di level Rp 60 ribu per kg. Industri berharap harga daging beku untuk bahan baku industri bisa mencapai Rp 60-70 ribu per kg. “Kalau seperti tahun lalu Rp 40-50 ribu per kg sepertinya sulit. Tapi kalau Rp 60-70 ribu per kg mungkin bisa,” ujar dia.

Dia menjelaskan, impor sapi hidup bisa berdampak pada penurunan harga daging sapi di Tanah Air, meski saat ini ada kecenderung harga akan naik. Amerika Serikat (AS), misalnya, saat ini juga mengimpor sapi dari Australia. “Tapi kalau ada impor banyak pasti akan berdampak ke harga. Kalau impor banyak kan barang juga banyak, nanti akan ada 'banting-bantingan' harga,” papar dia.

Menurut Direktur Eksekutif Aspidi Thomas Sembiring, membuka keran impor adalah salah satu cara meredam gejolak harga daging sapi di Tanah Air. Pada 2014, impor sapi hidup mencapai lebih dari 700 ribu ekor dan daging sapi beku 140 ribu ton. Alhasil, harga daging sapi di dalam negeri bisa stabil di level Rp 85-90 ribu per kg. “Sekarang tergantung pergerakan kurs. Dulu kurs Rp 9.000 per dolar AS, sehingga harga daging bisa rendah. Sekarang kurs sudah Rp 13.700, harga tentu tetap tinggi,” ucap dia.

Harga daging beku di Australia, kata Thomas, juga sedang bergerak naik akibat adanya permintaan yang besar. Untuk daging khusus rendang, saat ini sudah mencapai US$ 6 ribu per kg. Ditambah bea masuk (BM) 5 persen, pajak penghasilan (PPh) 2,5 persen, biaya forwarding 2,5 persen, dan marjin 5-7 persen, harga daging tersebut di Indonesia sudah hampir Rp 100 ribu per kg.

“Untuk industri memang bisa lebih rendah, tapi untuk rendang lebih mahal, apalagi untuk steak, bahkan ada yang Rp 1,5 juta per kg,” ujar dia.

 Investor Daily

Ridho Syukro/Tri Listyarini/FMB

http://www.beritasatu.com/ekonomi/300163-harga-daging-sapi-bisa-rp-70-ribu-per-kg-1.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar