REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON – Petani di Kabupaten Cirebon kecewa dengan sikap Perum Bulog Sub Divre Cirebon yang sudah tidak menerima gabah milik petani dengan alasan target penyerapan telah tercapai. Akibatnya, gabah petani ditawar oleh tengkulak dengan harga yang lebih rendah dibandingkan harga pembelian pemerintah (HPP).
Hal itu disampaikan Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Cirebon, Tasrip Abu Bakar. Dia bahkan mengaku geram dengan hal tersebut. ‘’Bulog harusnya menyerap gabah petani,’’ ujar Tasrip, Selasa (9/8).
Tidak terserapnya gabah petani oleh Bulog membuat petani tak memiliki pilihan lain kecuali menjual gabahnya kepada tengkulak. Padahal, harga gabah petani yang ditawar oleh tengkulak lebih rendah dibandingkan HPP.
Untuk harga gabah kering giling (GKG), harga yang ditawar tengkulak hanya sebesar Rp 4.000 per kg. Besaran harga itu lebih rendah dibandingkan HPP GKG yang mencapai Rp 4.600 per kg.
Tasrip menduga, tercapainya target penyerapan gabah oleh Perum Bulog Cirebon saat ini dikarenakan pabrik beras binaan (mitra Bulog) telah melakukan penyerapan gabah dari petani di luar Cirebon. Bahkan, penyerapan itu telah mulai dilakukan sejak Februari 2016 lalu.
‘’Kami heran, Bulog Cirebon sudah melakukan penyerapan saat petani di wilayah Cirebon belum mulai panen,’’ terang Tasrip.
Tasrip menambahkan, selama ini petani tak bisa langsung melakukan kontrak penjualan gabah ke Perum bulog karena Perum Bulog melakukan kontrak dengan pabrik beras. Setelah itu, pabrik melalui mitra-mitranya melakukan penyerapan gabah lewat tangan tengkulak.
‘’Mata rantai tata niaga gabah memang panjang, ada sekitar empat lapis, mulai dari Bulog hingga tengkulak. Sayangnnya pemerintah diam saja melihat kondisi ini,’’ tutur Tasrip.
Terpisah, Kepala Perum Bulog Sub Divre Cirebon, Titov Agus S, saat dikonfirmasi, membantah pihaknya menolak untuk menyerap gabah petani. Menurutnya, pihaknya masih terus menyerap gabah petani yang ada di wilayah kerja Bulog Cirebon. Yakni Kota/Kabupaten Cirebon, Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Majalengka.
‘’Kita serap terus gabah petani kok,’’ tegas Titov, saat dihubungi Republika melalui telepon selulernya.
Titov bahkan meminta informasi mengenai petani yang menyatakan gabahnya ditolak oleh Bulog. Dia menyatakan, akan langsung mendatangi petani tersebut untuk menyerap gabahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar