Selasa, 16 Agustus 2016
INILAHCOM, Jakarta - Demi mengamankan pasokan beras, serta mensejaterakan petani, Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita bilang, Perum Bulog harus berlaku sebagai tengkulaknya pemerintah.
Hal ini menyusul fakta jika Perum Bulog selalu dikalahkan oleh tengkulak (middle man) ketika menyerap gabah milik petani. Mendag Enggar mengakui, jika keberadaan tengkulak memang dibutuhkan oleh petani, ketika sistem perbankan tidak bisa menjangkau mereka.
"Tengkulak ini satu kegiatan yang dibutuhkan oleh rakyat sebenarnya, manakala sistem perbankan tidak masuk," ujar Mendag Enggar di Kantornya, Jakarta, Senin (15/8/2016).
Politisi Nasdem ini menjelaskan, manakala petani butuh uang, para tengkulak ini memberikan utang tanpa jaminan apapun. Petani mau saja meski bunga pinjaman cukup tinggi. Ini terjadi lantaran petani enggan berurusan dengan bank dengan bermacam alasan.
"Di pasar rakyat, bunga itu bisa 5 persen per setengah hari. Tinggi memang tapi mereka butuh. Petani mau kredit ke bank, rumit sekaliu. Perlu ukur tanah, ditanya sertifikatnya, rumahnya difoto," jelasnya.
Maka itu, Mendag Enggar berjanji akan berbicara dengan perbankan dan juga Perum Bulog sebagai off takernya. "Jadi Bulog akan menjadi tengkulak. Kita tugaskan bulog menjadi tengkulak. Tengkulak pemerintah. Jadi membantu dan uangnya dari mana? Di situlah bank masuk," tandas dia. [ipe]
http://ekonomi.inilah.com/read/detail/2317428/mendag-enggar-bulog-jadi-tengkulaknya-pemerintah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar