MOJOKERTO - Serangan hama kutu ’’gurem’’ terhadap 7 ribu ton beras yang tersimpan di gudang terus diantisipasi Bulog Subdivre Surabaya Selatan. Betapa tidak, serangan hama ini dirasa sangat mengganggu kualitas mutu hingga berkurangnya volume beras hasil serapan petani di tahun 2016 ini.
Untuk mengatasi hal tersebut, Bulog terus melakukan sterilisasi dan pengawasan terhadap situasi gudang lewat pencegahan fumigasi dan spraying. Tak hanya itu, pengecekan rutin tiga bulan sekali terhadap situasi juga menjadi prioritas utama Bulog.
Hal ini guna menjaga kualitas beras dari dampak penyakit untuk diserap dalam jatah pembagian OP (Operasi Pasar), Rastra (beras untuk keluarga sejahtera), dan korban bencana alam ini.
Sebelumnya, Bulog telah menemukan serangan kutu dengan nama latin Tribolium Oryzae itu sejak empat hari lalu. Saat itu, serangan kutu masih berada dalam satu dari tujuh timbunan beras yang berada di salah satu dari empat gudang besar miliknya.
Namun pertumbuhan dan persebaran hama jenis ini berlangsung cukup cepat, hingga merembet dan menyerang ke timbunan beras lain. Sejak senin (8/8), Bulog telah melalukan sterilisasi lewat fumigasi dan spraying guna mematikan kutu endemik gudang ini.
Kabulog Subdivre Surabaya Selatan, Nurman Susilo, mengatakan, pencegahan pertama lewat fumigasi telah ia lakukan dengan membungkus timbunan beras lalu disuntikkan pestisida Hydrogen Phospide.
Proses sterilisasi ini akan memakan waktu selama 10 hari kedepan tanpa membuka bungkus timbunan. Hal ini untuk mencegah hama keluar dari timbunan beras akibat racun pestisida yang diberikan.
Tak hanya fumigasi, pihaknya juga memberikan spraying atau penyemprotan pestisida secara rutin sebulan sekali sekaligus mengecek kondisi beras. Jika masih ditemukan hama, maka mau tak mau fumigasi kembali diulang untuk membumihanguskan kutu.
’’Kalau sudah selesai kita cek lagi, apakah masih ada kutunya atau tidak. Nanti rutin kita cek setiap 3 bulan sekali. Dan juga kita semprotkan pestisida dan fumigasi lagi,’’ terangnya.
Nurman menjelaskan, pemberian pestisida ini ia jamin sangat aman dalam menjaga kualitas mutu beras dari serangan penyakit. Pasalnya, efek dari pestisida bersifat mematikan pernapasan hama kutu.
Kekhawatiran soal perubahan warna beras menjadi kuning dan apek, ia katakan, bukan disebabkan oleh pestisida, melainkan akibat tingkat kelembaban gudang.
’’Kita sudah gunakan selama 20 tahun, dan tidak ada masalah terhadap kualitas beras. Akan terus kita awasi dan atisipasi terhadap kondisi semua gudang,’’ pungkasnya. (far/abi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar