Jumat, 12 Agustus 2016
Fajarnews.com, CIREBON - Menteri Perdagangan Republik Indonesia, Enggartiasto Lukita meminta Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk menyerap hasil produksi petani berapapun banyaknya.
Langkah ini merupakan rencana pemerintah untuk mengintervensi pasar produk pangan utama demi ketersediaan bahan pokok dan penyerapan hasil produksi dalam negeri.
Hal tersebut dikatakan, Enggartiasto Lukita di Kabupaten Cirebon saat meresmikan 10 Kampung UKM Digital di Desa Tegalwangi, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon, Kamis (11/8).
Menurutnya, pemerintah akan mengeluarkan kebijakan untuk menetapkan kuota impor pada sejumlah produk pangan dengan catatan tertentu. Khusus untuk beras, Bulog bahkan diminta menyerap hasil produksi petani berapapun banyaknya yang ada disetiap daerah.
"Kita (pemerintah) akan intervensi ketika produk petani tak habis dibeli," katanya Enggar kepada sejumlah wartawan.
Sebagai langkah awal, kata Enggar, intervensi pasar akan dimulai dengan produksi beras. Kemudian dilanjutkan kepada sejumlah produk pangan lainnya seperti gula, garam, hingga daging sapi.
"Berapapun produksinya di petani, kita perintahkan Bulog untuk membeli. Berapapun, ambil. Duit gak ada, ambil. Tak ada bunga. APBN banyak kok," tegas pria asal Kampung Karanggetas, Kota Cirebon ini.
Pemerintah akan memberi kuota impor bagi gula rafinasi. Dengan catatan, importir harus investasi pada tebu dengan pola inti plasma. Dengan sitem ini, kondisi gula lokal akan terjaga. Selama ini, kata Enggar, ada disparitas atau selisih antara kebutuhan dangan produksi gula.
Tak hanya gula, produk daging sapi pun akan melakukan hal yang sama. Yaitu pihaknya mengeluarkan kebijakan yang mengharuskan pengusaha mengimpor bibit untuk susu dan daging sebagai investasi.
"Setelah itu, baru dijual sapi bakalan kepada peternak atau rakyat. Kompensasinya, kita kasih kuota impor untuk sapi bakalan, target 6-7 tahun kedepan kita mandiri," tambahnya.
Kebijakan itu, sambungnya, juga sekaligus akan membuka sumber bibit dan sapi dari Argentina, Brazil, Meksiko, Spanyol, maupun Kolombia, selain dari Australia dan Selandia Baru. Lebih jauh dia menekankan pentingnya peningkatan kualitas produk, mengingat untuk menaikkan harga tak bisa dilakukan.
Enggar meyakinkan, intervensi pasar sebagai perintah presiden untuk mencapai ketersediaan bahan pokok, turunnya harga bahan pokok, hingga penyerapan hasil produksi dalam negeri.
Tak hanya produk pangan, peningkatan kualitas produk juga harus dilakukan terhadap produksi Indonesia lainnya, terutama produk-produk usaha kecil menengah (UKM).
Dia mengklaim, terkait kebijakan itu, pihaknya telah melakukan pembicaraan dengan para pengusaha gula dan sapi, termasuk Bulog untuk beras. Sementara dia menjanjikan pembicaraan dengan para pengusaha garam akan segera dilakukan kemudian.
"Penopang ekonomi tertinggi di Indonesia adalah UKM. Untuk itu UKM harus dijaga dan difasilitasi baik dari segi permodalan dan promosi," tegasnya.
Sayang, selama ini UKM tak bisa bersaing dan berkembang akibat minimnya akses, mulai permodalan hingga pemasaran. Namun, katanya, pemerintah telah berupaya untuk mendorong UKM lebih maju, baik dari sisi penjualan hingga kualitas produksi.
“Pemerintah komitmen akan mendorong sector UKM agar mampu bersaing dalam berbagai sisi, termasuk kualitas produksi,” ucapnya.
SUHANAN
http://news.fajarnews.com/read/2016/08/12/12490/enggar.minta.bulog.serap.produksi.petani.berapapun.banyaknya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar