Senin, 1 Juni 2015
JAKARTA - Fungsi maupun kelembagaan Perum Bulog yang masih berbentuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berpotensi menjadikan Bulog tidak konsisten dalam menjalankan peranannya. Oleh karenanya, Bulog diminta lebih mampu menjaga stok pangan.
Pengamat ekonomi dari Institute for Development of Economic and Finance (Indef), Enny Sri Hartati, menuturkan bahwa Bulog kini menjadi entitas bisnis yang mencari keuntungan dalam kegiatan operasionalnya. Oleh karena itu, jika mencari keuntungan semata maka hal ini dapat menimbulkan permasalahan, lantaran Bulog memiliki fungsi sebagai stabilitas.
"Maka kelembagaan Bulog ini yang harus di-reform terlebih dahulu. Lembaga yang memang mempunyai tugas untuk stabilisasi harga, bukan untuk mencari keuntungan," ucapnya di Jakarta, Senin (1/6/2015).
Lebih lanjut Enny menjelaskan, fungsi Bulog telah difokuskan sebagai unit penyangga stok pangan, sehingga semua pembiayaannya dapat ditopang oleh pemerintah, tetap dengan catatan mekanisme pembiayaan melalui penyertaan modal, serta bukan melalui mekanisme APBN.
"Jadi punya fleksibilitas. Kalau misalnya mekanismenya, mekanisme APBN maka kan siklus panen, siklus pangan kan enggak bisa mengikuti siklus APBN. Sehingga itu yang menyebabkan keterlambatan," ujarnya.
Karenanya, dia menilai jika Bulog dapat menjadi sebuah lembaga yang independen, maka pemerintah dapat memberikan penyertaan modal guna mengelola serta berpotensi memenuhi target penguasaan yang menjadi porsi pemerintah.
"Dengan itu, Bulog pasti bisa beras misalnya menyerap gabah dari petani, melakukan pengadaan tepat waktu. Sesuai dengan siklus yang ada di sesuai musim yang ada di petani kita," tukas dia.
(mrt)
http://economy.okezone.com/read/2015/06/01/320/1158469/bulog-lebih-baik-dijadikan-lembaga-independen
hmmm hmmmm
BalasHapus