Sabtu, 13 Juni 2015
Penampungan bawang merah oleh Bulog diyakini mampu menekan aksi curang pedagang dan membantu petani memperoleh harga yang layak.
JAKARTA – Badan Urusan Logistik (Bulog) didesak segera menampung langsung bawang merah yang ada pada petani. Hal itu dimaksukan agar komoditas tersebut tidak dikuasai oleh pedagang yang memperpanjang rantai distribusi serta memicu kenaikan harga.
Pakar Pertanian dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Hermanto Siregar di Jakarta, Jumat (12/6) mengatakan, pada prinsipnya semakin pendek rantai distribusi maka semakin kecil pula ruang bagi para spekulan untuk memainkan harga.
“Bulog semestinya lebih cepat menampung bawang merah di tingkat petani, sehingga petani memperoleh harga yang layak dan harga tidak dipermainkan pedagang yang membelinya dengan harga murah,” kata Hermanto.
Lebih lanjut Hermanto mengungkapkan jika dirinya sepakat dengan desakan Menteri Pertanian (Mentan) Arman Sulaiman yang meminta Menteri Perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel untuk membatalkan impor bawang merah seperti yang direncanakan sebelumnya. Sebab, selama produksi dalam negeri mampu memenuhi kebutuhan tidak perlu dilakukan impor.
Dia mengakui, untuk memenuhi kebutuhan nasional, tidak cukup hanya dengan memperpendek jalur distribusi serta menolak impor. Menurutnya, pemerintah harus mempercepat diversifikasi komoditas-komoditas strategis nasional.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman meminta pihak kementerian Perdagangan (ke- mendag) untuk membatalkan rencana impor bawang merah. Hal itu diungkapkan Amran setelah berkunjung ke sentra produksi bawang merah di Brebes, Jawa Tengah. Berdasarkan hitungan, produksi bawang merah saat ini mencapai 110 ribu ton sementara kebutuhan hanya 90 ribu ton, sehingga ada kelebihan 20 ribu ton.
“Impor hanya memperkuat negara lain dan melumpuhkan petani nasional. Dia juga meminta Bulog untuk segera mengangkut bawang merah tersebut ke Jakarta dan Bali dengan tujuan untuk tidak memperpanjang jalur distribusi,”ujarnya.
Pimpin Langsung
Secara terpisah, Mantan Wa- kil ketua DPR, Priyo Budi Santoso meminta Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf kalla memimpin langsung operasi Bulog karena dinilai gagal mengendalikan harga dan memenuhi target peningkatan penyerapan beras nasional hingga Juli 2015.
Priyo mengatakan kondisi ekonomi di tingkat masyarakat bawah sudah sangat mengkhawatirkan, karena harga-harga kebutuhan pokok seperti beras mulai tidak terkendali menjelang bulan Ramadan dan Lebaran. Dia mencontohkan target penyerapan beras Bulog sebesar empat juta ton, hingga kini baru mencapai 750.000 ton.
“kalau Bulog dipaksa untung seperti BUMN-BUMN lain, maka dia akan mengabaikan ketahanan pangan dan ini dikhawatirkan akan terjadi kerawanan sosial. Belum lagi permainan mafia dan kartel yang makin marak,” kata dalam diskusi di Gedung DPR, Jumat (12/6).
Priyo mengusulkan kalau badan yang menangani masalah logistik ini tidak bisa mengendalikan harga kebutuhan pokok seperti di masa lalu, maka sebaiknya badan tersebut dibubarkan saja atau berada di bawah kementerian lain yang berkaitan langsung dengan masalah stok pangan nasional. ers/E-9
http://www.koran-jakarta.com/?31923-bulog-harus-tampung-bawang-merah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar