Rabu, 11 Maret 2015
JAKARTA — Kementerian Pertanian (Kementan) berniat pasang badan guna menjaga harga beras agar tidak jatuh pada panen raya April 2015. Sebab, masalah jatuhnya harga beras yang berujung pada kerugian petani tidak boleh dibiarkan berulang dari tahun ke tahun.
"Kita usulkan dan sebentar lagi disetujui bahwa penyerapan beras oleh Bulog akan dobel," kata Sekretaris Jenderal Kementan Hari Priyono di Jakarta, Selasa (10/3).
Menurut Hari, jika tahun lalu stok beras yang dihimpun Bulog mencapai 2,3 juta ton, pada panen raya tahun ini akan diusulkan menjadi 4,6 juta ton.
Hari menjelaskan, masa panen padi di Indonesia sudah dimulai sejak Februari 2015 untuk masa tanam November-Desember 2014. Selain itu, panen raya diperkirakan terjadi pada April. "Yang kerap terjadi, harga jatuh karena produksi berlimpah dan petani menjualnya dengan harga murah ke tengkulak," ujar Hari.
Karena itu, kata Hari, peran Bulog mesti dioptimalkan untuk mencegah hal tersebut. "Pemerintah harus dukung Bulog apalagi sekarang Bulog mau dapat tambahan modal."
Selain itu, Hari melanjutkan, pemerintah juga telah mengusulkan penyimpanan oleh Bulog bukan hanya dalam bentuk beras, melainkan juga berupa gabah. Menurutnya, hal ni bertujuan untuk mencegah harga gabah anjlok dan petani dapat langsung menuai jerih payahnya.
Mengenai harga pokok penjualan (HPP) beras, menurut Hari, Kementan telah mengusulkan adanya kenaikan pada tahun ini. Namun, ia tak mau menyebutkan besarannya. "Presiden telah menyetujui rencana kenaikan tersebut, kita tunggu saja."
Pengamat Pertanian dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Hermanto Siregar, justru tidak menyetujui rencana pemerintah menaikkan HPP. Hal ini karena harga beras di dalam negeri saat ini sudah 30 persen di atas rata-rata harga internasional. "Jika dinaikkan, berapa pun harganya maka akan memicu orang mengambil beras impor masuk ke pasar Indonesia," katanya kepada Republika.
Hermanto menerangkan, HPP yang tingginya di atas harga rata-rata internasional akan mengakibatkan harga tinggi di pasaran. Ketika importir beras mengetahui harga beras dalam negeri jauh lebih mahal daripada beras impor, ia lebih memilih mengimpor beras untuk dipasarkan. Ketika itu terjadi, penyelundupan beras bahkan berpotensi merajalela demi mengejar keuntungan swasta.
HPP, ia mengungkapkan, jangan pula diturunkan karena akan menekan petani. Oleh karenanya, pemerintah harus komitmen mengoptimalkan serta memperkuat peran Bulog agar dapat menyerap beras petani ketika panen raya tiba. "Jangan sampai petani menjual gabah dengan harga murah ke pedagang lain karena ketidakhadiran Bulog," katanya.
Dengan kapasitas gudang Bulog sebesar delapan juta ton beras dan cadangan beras pemerintah saat ini sekitar tiga juta ton, menurutnya, Bulog dapat menampung beras petani empat hingga lima juta ton.
c78 ed: nidia zuraya
http://www.republika.co.id/berita/koran/ekonomi-koran/15/03/11/nl1a0l10-jaga-harga-beras-bulog-diminta-serap-dobel
Tidak ada komentar:
Posting Komentar