Senin, 16 Maret 2015

Harga Gabah Turun

Senin, 16 Maret 2015

Panen Raya Berlangsung di Demak dan Grobogan

BANYUWANGI, KOMPAS — Bersamaan dengan semakin luasnya areal panen tanaman padi di Jawa Timur dan Jawa Tengah, harga gabah di tingkat petani pun terus turun. Daerah yang terpantau panen, Minggu (15/3), antara lain Kabupaten Banyuwangi dan Gresik di Jawa Timur, serta Kabupaten Demak dan Gobogan di Jawa Tengah.
Sejumlah petani menata batang padi di Desa Mintreng, Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Minggu (15/3). Pertengahan Maret 2015 merupakan awal panen raya padi di Jateng, tetapi diikuti dengan turunnya harga gabah kering sawah (GKS). Harga GKS yang semula Rp 3.800 per kilogram kini menjadi Rp 3.400 per kilogram. Harga gabah kering panen Rp 4.000 per kilogram.
Di Banyuwangi, harga gabah kering panen (GKP) yang sebelumnya Rp 4.700 per kilogram turun sekitar Rp 300-Rp 500.

Panen padi di Banyuwangi terjadi merata di kawasan lumbung padi seperti Kecamatan Banyuwangi, Rogojampi, Kabat, Genteng, Singojuruh, Sempu, hingga Songgon. Diperkirakan panen hingga awal Maret telah menghasilnya 55.000 ton gabah kering giling (GKG).

Suroto, petani Blimbingsari, Kecamatan Rogojampi, Minggu, mengatakan, panen padi pada musim pertama (rendeng) ini tergolong baik. Tidak ada hama tanaman yang mengganggu, dan ia menghasilkan 3 ton GKP dari luas lahan setengah hektar.

Hanya saja kini harga gabah turun. Pada akhir Februari lalu harga GKP di Banyuwangi bisa mencapai Rp 4.700 per kg karena hampir belum panen, kini turun menjadi Rp 4.200 per kg.

Kemungkinan harga gabah akan terus turun, mengingat kian banyak kawasan pertanian yang mulai memasuki masa panen.

Di Kabat, harga GKP bahkan hanya Rp 4.000 per kg. Harga gabah turun karena tingginya kandungan air di gabah. Muhadi, petani Desa Macan Putih, Kabat, mengatakan, beberapa hari ini hujan terus-menerus turun. Kondisi itu menyebabkan bulir padi basah. "Butuh waktu lebih lama untuk menjemur. Jika biasanya sehari kering, kini mungkin butuh tiga hari karena hujan terus turun," katanya.

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Banyuwangi Ikrori Hudanto mengatakan, penurunan kualitas gabah bisa terjadi saat panen di musim hujan. Namun kuantitas panen diperkirakan tidak terganggu. Selama ini produktivitas padi di Banyuwangi 6,35 ton GKG per hektar.

Menurut ikrori, panen saat ini baru mencapai 15 persen dari total panen tahun ini. Panen raya berlangsung April-Mei.

Harga gabah di Gresik, seperti terpantau Minggu, juga turun lagi dibandingkan dengan sehari sebelumnya. Saat ini harga GKP berkisar Rp 3.200-Rp 3.300 per kg, atau turun Rp 200 daripada sebelumnya Rp 3.400-Rp 3.500. Pada awal Maret, harga GKP di Gresik sempat Rp 4.200 per kg.

Rendahnya harga gabah, membuat petani Gresik tidak mendapat keuntungan. Ridwan (52), petani Kandangan, Kecamatan Cerme, mengatakan, pendapatan yang diraih hampir sama dengan biaya yang dikeluarkan. "Hanya impas," katanya.

Panen raya

Di Kabupaten Demak dan Grobogan, panen raya padi kini tengah berlangsung. Sama seperti di Banyuwangi dan Gresik, telah berlangsungnya panen raya di Demak dan Grobogan juga membuat harga gabah di tingkat petani turun. Harga GKP anjlok di kisaran Rp 3.400 per kg dari sebelumnya Rp 3.800.

Beberapa petani yang tengah menjemur gabah di pelataran rumah di Desa Mintreng, Kebonagung, Demak, mengemukakan, mereka saat ini belum tertarik menjual gabah ke Bulog.

Darminto (43), petani di Mintreng, mengatakan, harga jual GKP ke Bulog hanya dihargai Rp 3.300 per kg. Tak heran, petani lebih suka menjual gabah kepada pedagang atau tengkulak.

"Petani sebenarnya ingin menyimpan gabah di rumah. Namun petani tak mau kehilangan harga saat ini, sehingga langsung dijual. Kalau terlalu lama disimpan, sementara lahan padi yang panen semakin luas, harga pasti terus turun," ujar Darminto.

Dia menambahkan, lahan padi di desanya sekitar 340 hektar, tetapi yang mulai di panen saat ini baru sekitar 30 persen. "Harga gabah naik turun setiap hari menyusul panen raya kali ini," ujar Darminto.

(NIT/ACI/WHO)

http://epaper1.kompas.com/kompas/books/150316kompas/#/22/

1 komentar: