Kamis, 19 Maret 2015
Jakarta -Perum Bulog mengakui faktor distribusi beras untuk masyarakat miskin (raskin) menjadi penyebab lonjakan harga beras yang sempat naik hingga 30% beberapa waktu lalu.
Direktur Pelayanan Publik Perum Bulog Lely Pelitasari S menyatakan salah satu pemicu kenaikan harga beras adalah keterlambatan pembagian raskin.
Pemerintah memang tidak menyalurkan raskin pada bulan November dan Desember 2014 sebesar 460.000 ton. Sementara itu, penyaluran raskin pada Januari 2015 mengalami keterlambatan.
"Artinya ada 700.000 ton kekosongan suplai di pasar dan ditutup atau ditambal hanya dengan operasi pasar (OP) sebesar 75.000 ton di bulan November-Desember dan 139.000 ton di bulan Januari atau jumlahnya 260.000," kata Lely saat diskusi terbatas 'Penguatan Perberasan Nasional' di Gedung Perum Bulog Jakarta, Kamis (19/03/2015).
Lely menjelaskan tidak adanya penyaluran raskin selama hampir 3 bulan memang cukup berpengaruh signifikan terhadap kenaikan harga beras. Alasannya selama ini raskin membantu pasokan di tingkat pasar dan suplai beras kepada masyarakat umum.
"Suplai yang biasa rutin setiap bulan ada 230.000 ton untuk raskin. Kenapa 230.000 ton itu penting? konsumsi kita per bulan dengan asumsi konservatif 139 kg beras/kapita/tahun dikalikan jumlah penduduk kita maka dibutuhkan 2,6 juta ton beras per bulan. Diisi 230.000 ton untuk program raskin tadi. Share 10% terhadap pasar sangat signifikan," paparnya.
Alasan ini sudah jelas menjadi penyebab kenaikan harga beras. Apalagi ketersediaan pasokan beras juga ikut terganggu karena ketiadaan stok akibat mundurnya musim panen.
"Belum lagi paceklik dan tanam mundur, jadi lengkap sudah harga beras naik," sebutnya.
(wij/hen)
http://finance.detik.com/read/2015/03/19/114102/2863370/4/bulog-akui-masalah-raskin-picu-lonjakan-harga-beras-hingga-30
Tidak ada komentar:
Posting Komentar