Kamis, 26 Maret 2015

Harga Beli Pemerintah Naik, Bulog Serap 50 Ribu Ton Beras

Rabu, 25 Maret 2015

TEMPO.CO, Banyuwangi - Badan Urusan Logistik (Bulog) Subdivisi Regional Banyuwangi, Jawa Timur, tahun ini optimistis dapat menyerap 50 ribu ton beras atau gabah. Keyakinan itu muncul setelah pemerintah menaikkan harga pembelian beras dan gabah sesuai Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2015. “Hari ini kami sosialisasikan inpres baru tersebut ke petani,” kata Kepala Bulog Subdivre Banyuwangi Sopran Kenedi kepada Tempo, Rabu, 25 Maret 2015.

Angka 50 ribu ton itu berdasarkan pengadaan beras atau gabah tahun kemarin. Dari target 75 ribu ton tahun 2013, ternyata hanya mampu terealisasi 48 ribu ton.

Untuk memaksimalkan pengadaan beras, Bulog bekerja sama dengan 26 pengusaha penggilingan padi dan 29 gabungan kelompok tani. Bulog yakin petani lebih bergairah dengan harga pembelian pemerintah (HPP) yang lebih tinggi dibandingkan tahun kemarin.

Sesuai Inpres, HPP beras yang sebelumnya Rp 6.600 kini menjadi Rp 7.300 per kilogram. HPP gabah kering giling naik dari Rp 4.200 menjadi Rp 4.650 per kilogram. Sedangkan harga gabah kering panen juga meningkat dari sebelumnya Rp 3.300 menjadi Rp 3.700 per kilogram.

Menurut Sopran, dari 50 ribu ton target pengadaan, 60 persen di antaranya berupa gabah dan sisanya beras. Pengadaan gabah akan menjadi lebih banyak agar bisa digiling mendekati distribusi beras miskin. “Jadi lebih fresh.”

Selain untuk Banyuwangi, Bulog juga memasok beras ke sejumlah daerah. Pada tahun ini, Bulog Banyuwangi telah mengirimkan 17 ribu ton beras ke Malang, Sumatera Barat, Kalimantan Tengah, Nusa Tenggara Timur, dan Aceh.

Harga beras di Pasar Banyuwangi sudah turun sejak dua pekan lalu. Sumarsono, pedagang sembako, mengatakan harga beras kualitas bagus turun dari Rp 11.000 menjadi Rp 10.500 per kilogram. Sedangkan harga beras medium dari Rp 10.000 turun menjadi Rp 9.500 per kilogram.

Menurut dia, penurunan harga beras ini terjadi karena petani mulai panen. Karena itu, kata dia, pasokan beras kepada pedagang lebih lancar dibandingkan Februari lalu. “Bulan lalu harus menunggu satu minggu beras baru dikirim.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar