Jumat, 06 Maret 2015

BERAS SELUNDUPAN DIDUGA BEREDAR DI JAMBI

Kamis, 05 Maret 2015

JAMBI - Meski tidak ada gejolak akibat kenaikan beras di pasaran, Polda Jambi terus melakukan pengawasan di lapangan agar tidak terjadi gesekan-gesekan yang dapat menimbulkan masalah. Di samping itu, pengawasan di wilayah perbatasan juga dilakukan agar tidak ada penyelundupan beras ilegal dari luar negeri masuk ke Jambi.
Kapolda Jambi, Brigejen Pol. Bambang Sudarisman melalui Kabid Humas Polda Jambi, AKBP Almansyah mengatakan, Polda Jambi dan jajaran terus melakukan pengawasan di beberapa titik yang dapat dilewati beras ilegal masuk ke Wilayah Jambi. Di antaranya, di Perairan Tanjung Jabung barat dan juga Pelabuhan Talang Duku.

Menurut Almansyah, tim yang bertugas terus melakukan patroli dan langsung menghentikan kapal jika ada yang mencurigakan. “Kita kan ada dua pos, Pos Tanjab Barat dan Pelabuhan Talang Duku, kita terus pantau,” katanya Selasa (3/3).

Tidak hanya jalur laut dan sungai, polisi juga memperketat pengawasan di jalur darat. Karena barang selundupan tidak hanya masuk melalui jalur air saja, tapi jalur darat juga memungkinkan. Makanya, pengawasan juga dilakukan. “Intinya berdasarkan arahan kapolda, semua wilayah perbatasan harus diperketat,” tegas Almansyah.

Sebenarnya lanjut Almansyah, pengawasan seperti penyelundupan barang ke Jambi, bukan hanya berpatok dengan beras saja. Tapi semua barang yang masuk ke wilayah Jambi diawasi, agar tidak ada barang-barang ilegal.

Sementara itu, informasi yang diperoleh menyebutkan, beras ilegal dari negara tetangga diduga banyak beredar di Provinsi Jambi. Hanya saja kemasannya sudah diubah. Kabarnya, wilayah timur Provinsi Jambi memang menjadi peluang bagi mafia penyelundup barang-barang sembako yang berasal dari negara tetangga. Beras, adalah salah satu jenis sembako yang saat ini banyak diselundupkan ke wilayah Jambi.

Beras selundupan masuk ke wilayah Jambi disalurkan melalui laut dan pinggiran Pantai Kuala Tungkal. Di situ banyak dermaga-dermaga tikus yang dimanfaatkan untuk transaksi barang selundupan. "Beras selundupan itu berasal dari Malaysia, Vietnam dan Thailand yang dibawa melalui jalur laut oleh kapal sewaan milik nelayan," kata sumber di internal aparat keamanan.‎

Menurut sumber ini, beras selundupan masuk ke wilayah Jambi melalui dermaga tikus Kuala Tungkal dan dibawa ke daerah pesisir dan masuk Jambi.‎ "Beras selundupan ini memang lebih murah harganya jika dibandingkan dengan beras lokal," ujarnya.

Sumber ini mengungkapkan, paling banyak beras-beras selundupan itu dikirim lagi ke Jakarta melalui pelabuhan Tanjung Priok. Di Jambi, beras selundupan itu hanya mampir sebentar. "Yang dibawa masuk ke Jambi cuma sedikit. Paling banyak langsung dibawa ke Jakarta," katanya.‎‎

Kepala Bulog Divre Jambi, Alwi Umri, beberapa waktu lalu menegaskan tak mengetahui soal adanya beras selundupan. Namun, ia mengatakan Bulog memang memperdagangkan secara bebas beras premium yang kebanyakan berasal dari Vietnam dan Thaliand. Menurutnya itu ilegal dan sah.

"Kalau beras premium itu memang resmi milik Bulog yang paling banyak dari Vietnam dan Thaliand," katanya. Menurut Alwi, beras premium sengaja didatangkan untuk operasi pasar dan komersial.

Kabid Humas Polda, AKBP. Almansyah, mengatakan, kemungkinan-kemungkinan penyelewengan beras di Jambi cukup kecil. Meski demikian, Polda Jambi dan jajaran terus melakukan monitoring dan melakukan pengawasan di lapangan.

Menurut Almansyah, selama ini Polda Jambi belum pernah menangani kasus penyelewangan ataupun penyelundupan beras. “Karena memang tidak ada temuan atau kasus seperti itu (penyelundupan),” lanjutnya.

Sebelumnya, Januari lalu, Polresta Jambi sempat menutup dua gudang beras PD Sejahtera yang berada di Jalan Gunug Sameru, Rt 24, Keluhan Payo Selincah, Jambi Timur. Masalahnya, PT ini diduga melakukan pengoplosan beras Bulog untuk dijual di pasaran.

Tapi seiring berjalannya pemeriksaan saksi dan dukumen, penyegelan dibuka kembali. Karena kepolisian tidak menemukan bukti pelanggaran yang dilakukan PD Sejahtera.

Ketika itu, kepolisian sempat melakukan koordinasi dengan Perum Bulog Regional Jambi, terkait adanya pengoplosan beras bulog oleh PD Sejahtera. Namun, berdasarkan keterangan dari Bulog, pengoplosan tidak ada masalah, selagi beras yang dioplos adalah beras bulog jenis premium yang boleh dikomersialkan.

Tidak berhenti di situ, kepolisian juga mengirim sampel beras ke BPM Jambi untuk diperiksa. Hasilnya, beras yang dioplos tidak ada unsur yang berbahaya. “Saat kita cek di metrologi, timbangannya juga tidak ada masalah. Makanya, tidak ada unsur yang kita temukan. Makanya, pemeriksaan kita hentikan,” ungkap Kasubag Humas Polresta Jambi, AKP Sri Kurniati belum lama ini.

Bulog: Stok Beras Cukup untuk Tiga Bulan ke Depan

Terpisah, Komandan Korem (Danrem) 042/Gapu Jambi, Kol Inf Harianto mengimbau kepada pemilik gudang beras untuk tidak menimbun beras. “Kita imbau sesuai dengan arahan dari presiden, jangan sampai ada penahanan beras di gudang, itulah yang membuat harga relatif naik,” katanya usai meninjau gudang beras milik Bulog Divre Jambi, kemarin (4/3).

Kedatangan Danrem ke gudang bulog tersebut untuk melihat ketersediaan stok beras bagi masyarakat Jambi, pasca melonjaknya harga beras di beberapa daerah lain di Indonesia. Berdasarkan pantauan dan laporan yang diterimanya, Danrem mengatakan saat ini harga beras di wilayah Provinsi Jambi masih dalam keadaan normal. “Setelah kita pantau harga relatif normal, aktivitas penimbunan kemungkinan juga tidak ada,” jelasnya.

Danrem tiba di gudang Bulog sekitar pukul 08.00 WIB, didampingi Dandim 0415 Batanghari Letkol Inf. Fredy Sianturi, Kapenrem Mayor Imam Syafi’i dan Kepala Bulog Jambi, Alwi Amri. Pada kesempatan itu, Alwi Amri mengatakan ketersedian beras untuk masyarakat Jambi masih cukup, setidaknya hingga tiga bulan mendatang.

“Untuk posisi saat ini stok raskin cukup untuk tiga bulan ke depan,” ujarnya. “Untuk stok Provinsi Jambi kurang lebih sebanyak 6.000 ton, itu tersebar di empat titik di Provinsi Jambi, yakni di Gudang Pasir Putih, Kuala Tungkal, Bungo Tebo, Sarolangun Bangko dan Kerinci,” jelasnya.

Kemudian, setelah tiga bulan ke depan, menurut Alwi, pihaknya sudah mengantisipasi ketersediaan beras bagi masyarakat. “Kita sedang dalam proses pengiriman dari Lampung sebanyak 1.000 ton, dari Padang kita mendapatkan 3.000 ton. Di mana 1.500 ton dalam proses berjalan dan 1.500 ton dalam proses administrasi,” katanya. (ami/mui/iam)

http://www.jambi-independent.co.id/index.php/kota-jambi/item/1166-beras-selundupan-diduga-beredar-di-jambi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar