Jumat, 13 Maret 2015
Penurunan harga beras belum terjadi di semua daerah. Gelontoran raskin dan OP Beras jadi andalan.
PENURUNAN harga beras mulai terjadi di Cilacap, Jawa Tengah.
Kemarin, beras bisa dibeli warga dengan harga Rp9.000-Rp9.500, dari sebelumnya Rp10 ribu-Rp10.500.
Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Cilacap Dian Arinda Murni mengungkapkan dari pantauan ke sejumlah pasar didapati bahwa harga beras mulai turun, rata-rata Rp1.000 per kg untuk semua jenis beras.
“Penurunan harga terjadi karena sejumlah wilayah sudah mulai panen. Inilah yang membuat harga beras mulai turun,“ tandasnya.
Turunnya harga beras disambut Bulog Banyumas dengan tidak akan melakukan operasi pasar. “Kami hanya akan menyalurkan raskin untuk Banyumas, Cilacap, Purbalingga, dan Banjarnegara, sebanyak 6,25 ribu ton per bulan. Kami yakin, gelontoran beras sebanyak itu bisa menurunkan harga beras,“ kata Kepala Bulog Banyumas Rudi Amran.
Kondisi berbeda terjadi di Bali. Meski harga beras sudah mulai turun Rp500-Rp1.500 per kg, Bulog Bali tetap akan menggelar operasi pasar.
“Meski turun, kondisinya belum normal. Karena itu, kami masih akan terus menggelar operasi pasar di seluruh Bali, sampai harga beras benar-benar normal kembali,“ kata Kepala Bulog Bali Wayan Budita.
Ia menambahkan Bulog sudah menggelontorkan 76 ton beras medium lewat operasi pasar di 36 titik di 9 kabupaten dan kota.
Di wilayah yang belum panen, seperti Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, gabah masih dihargai tinggi. “Awal April, panen raya baru mulai di beberapa desa. Saat ini, harga gabah masih bertahan tinggi Rp4.500 per kg,“ kata Munadi, petani di Kecamatan Dander. Saat ini, belasan ribu hektare tanaman padi di 15 kecamatan baru memasuki masa berbulir. Kondisi tanaman dalam keadaan sehat dan normal.
Harga beras yang bertahan tinggi juga dilaporkan terjadi di Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatra Utara.Harga beras lokal masih bertengger di Rp10 ribu/kg. Beras buruk Di Tasikmalaya, Jawa Barat, operasi pasar beras murah di halaman Kantor Kecamatan Singaparna diprotes warga.Pasalnya, kualitas beras yang dibanderol Rp7.400 per kg sangat buruk, bercampur bekatul dan bau.
Banyak warga yang urung membeli beras. Bahkan sebagian warga yang telanjur membeli akhirnya memaksa untuk mengembalikan beras dan meminta uang mereka lagi.
“Kualitas beras lebih buruk daripada raskin, tapi dijual dengan harga terlalu mahal.Beras berwarna kuning, berbau, serta banyak bekatul,“ kata Lilis, 48, warga.
Masih di Tasikmalaya, Kepala Staf Korem 062/Tarumanagara Letkol Kav Sugeng W Aji meminta wartawan memberikan informasi yang baik kepada masyarakat demi terciptanya swasembada pangan. “Presiden sudah memberi tugas kepada TNI, dan kini giliran kami mengajak wartawan untuk berpartisipasi,“ tuturnya.
Panen di depan mata ternyata belum membuat petani di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, bisa tenang. Pasalnya, sergapan wereng menghantui sawah mereka.
“Ada migrasi wereng dari daerah lain yang baru panen ke Wonogiri. Kami harus terus menyemprotkan pestisida supaya tidak gagal panen, pekan depan,“ tutur Sarjono, petani di Desa Pule, Selogiri.(RS/YK/JH/AD/WJ/N-3) lilik @mediaindonesia.com
http://pmlseaepaper.pressmart.com/mediaindonesia/PUBLICATIONS/MI/MI/2015/03/13/ArticleHtmls/Harga-Turun-OP-Beras-Ditunda-13032015025003.shtml?Mode=1#
Tidak ada komentar:
Posting Komentar