Senin, 02 Maret 2015

Harga Beras Masih Tinggi

Senin, 2 Maret 2015

Panen Petani Bisa Ikut Menekan Harga

SURABAYA, KOMPAS — Operasi pasar yang digelar sejak pekan lalu dengan mematok harga Rp 7.300 per kilogram ternyata belum mampu menekan harga beras di tingkat eceran. Harga komoditas itu di Kota Surabaya dan Semarang masih tinggi, yakni berkisar Rp 10.500-Rp 11.000 per kilogram.

Pemerintah Provinsi Jatim sejak Jumat (27/2) menggelar operasi pasar ke pelosok desa dan rumah susun. Pembelian setiap orang dibatasi maksimal 2 kg per hari. Namun, para pedagang beras di kawasan Ampel, Surabaya, mengatakan, beras yang tersedia terbatas dengan harga Rp 10.000 per kg. Dengan harga ini, pedagang harus menjual minimal Rp 10.500 per kg. "Artinya, operasi pasar belum bisa menurunkan harga," kata Izul (32), pedagang di kawasan Jembatan Merah, Minggu.

Hal senada dikemukakan Sudarno dari Paguyuban Pedagang Beras Bendulmerisi. Operasi pasar belum juga berdampak pada penurunan harga karena pasokan masih minim.

Kondisi serupa terjadi di Semarang. "Kalau kami membeli beras di Pasar Brongkol, Banyubiru, ya, harganya Rp 11.000 per kilogram. Kenaikan harga ini tentu memberatkan, sedangkan panen padi di daerah ini sudah berakhir seminggu lalu," ujar Fatimah, warga Banyubiru, Ambarawa, Kabupaten Semarang.

Sejumlah petani di Banyubiru mengemukakan, sebagai daerah penghasil padi tentu saja harga beras tinggi itu mengejutkan. Saat panen terakhir minggu lalu, harga gabah kering panen sekitar Rp 4.600 per kg. Harga pembelian di penggilingan padi Rp 9.000 per kg.

Di Kota Semarang, beberapa pedagang beras di kawasan Dargo mengatakan, harga beras sudah mulai ada tanda-tanda turun. Pada Minggu, harga beras medium yang sebelumnya Rp 9.700 per kg kini turun Rp 100 per kg. Sementara harga beras premium masih tetap, yakni berkisar dari Rp 12.000 per kg sampai Rp 13.000 per kg.

Kepala Perum Bulog Divisi Regional Jateng Damin Hartono sudah menjadwal untuk segera melakukan pembagian beras untuk rakyat miskin (raskin) sebanyak 37.203 ton. Pembagian raskin menjadi penyeimbang agar harga di pasaran lebih terjangkau di bawah Rp 8.000 per kg untuk beras medium.

Pekan ini tetap akan dilakukan operasi pasar di sejumlah daerah, seperti di Brebes, Serang, dan Ambon. Di Brebes, Jawa Tengah, kegiatan itu difokuskan antara lain untuk nelayan kecil. Kepala Bagian Humas dan Protokol Pemkab Brebes Atmo Tan Sidik mengatakan, 14,98 ton beras disalurkan untuk nelayan di empat desa. Harga beras di kota ini masih berkisar Rp 10.000-Rp 11.500 per kg.

Adapun Bulog Devisi Regional Maluku telah menjual 40,5 ton beras dalam operasi pasar yang mulai digelar Kamis pekan lalu. Setiap hari, stok beras yang disiapkan sebanyak 7,5 ton dengan harga jual Rp 7.250 per kg. "Hari ini (kemarin), kami menjual ke sejumlah desa di Kecamatan Leihitu, Maluku Tengah. Stok habis terjual, tetapi permintaan masih banyak. Besok (hari ini), kami ke sana lagi," kata staf bagian penyaluran Perum Bulog Maluku, Armin Bandjar. Harga beras kualitas medium di Leihitu Rp 12.000 per kg.

Tren kenaikan harga beras itu tak diikuti kenaikan harga gabah di tingkat petani. Suripto (56), petani di Dander, Kabupaten Bojonegoro, menyebutkan, lonjakan harga gabah kering sawah jenis IR 64 dan ciherang saat ini Rp 4.200 per kg. Harga gabah kering giling Rp 5.100 per kg.

Sejumlah petani juga menjualnya dalam bentuk beras dan diborong tengkulak Rp 6.500-Rp 7.000 per kg. "Yang untung tetap tengkulak. Kami tidak menikmati kenaikan harga beras. Kenaikan harga gabah tak secepat harga beras," tutur Suripto.

Sementara itu, harga beras di sejumlah pasar tradisional Kota Medan, Sumatera Utara, hingga Minggu, menurun. Kondisi tersebut didorong panen raya padi di sejumlah sentra pertanian setempat. Oleh karena itu, operasi pasar belum mendesak dilakukan.

Di Pasar Sei Sikambing, Medan, harga beras medium jenis IR-64 yang pada pekan kedua lalu Rp 10.000 per kg kini menjadi Rp 9.500 per kg. Bahkan, beberapa jenis beras medium dijual berkisar Rp 8.000-Rp 9.000 per kg. Kusmawati (40), pedagang beras, menuturkan, harga beras berangsur turun setelah pasokan dari petani semakin melimpah. "Sudah banyak panen padi seperti di Langkat dan Tapanuli. Karena pasokan melimpah, harga pun turun," ucapnya.

(FRN/GRE/WIE/BAY/WHO/

ETA/WER/ACI/ODY)

http://epaper1.kompas.com/kompas/books/150302kompas/#/21/

1 komentar: