Selasa, 31 Maret 2015

Bulog Sulit Serap Gabah Petani Karena Alasan Ini

Senin, 30 Maret 2015

TEMPO.CO, Jakarta - Harga Pembelian Pemerintah yang rendah menjadi salah satu kendala yang membuat petani enggan menjual berasnya ke Perum Bulog. Direktur Pelayanan Publik Bulog, Lely Pelitasari Soebekty mengatakan, hal ini merupakan tantangan bagi perseroan. "Sudah banyak pemain atau pelaku beras baru yang bisa menyerap banyak dengan harga di atas HPP," kata dia di kantor Kementerian Pertanian pada Senin, 30 Maret 2015.

Lely menjelaskan, Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani berdasarkan HPP 2015 adalah Rp 3.700 per kilogram dan Rp 3.750 di penggilingan. Untuk Gabah Kering Giling (GKG) Rp4.600 per kilogram di penggilingan atau Rp4.650 di gudang Bulog. Sedangkan untuk harga pembelian beras adalah Rp 7.300 per kilogram. Sedangkan, di pasaran, harga gabah bisa mencapai Rp 4.000-5.000 per kilogram. Dengan selisih harga yang cukup jauh, maka petani lebih memilih untuk menjual ke tengkulak pasar. "Bulog tak boleh membeli di atas HPP," kata Lely.

Menurut dia, pemerintah sebaiknya memberikan fleksibilitas pada jaminan pembelian dan peningkatan produksi petani. Apabila panen petani banyak, harga pasar bisa turun hingga menyentuh HPP, sehingga terbeli oleh Bulog.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Hasil Sembiring mengatakan pemerintah masih terus mengusahakan mekanisme yang tepat untuk mengakali persoalan HPP. Ia mengatakan sempat ada usulan untuk memberdayakan Gerakan Pengelolaan Penanaman Tanaman Terpadu (GP-PTT) padi dengan luas tanah 350 ribu hektar.

URSULA FLORENE SONIA

http://www.tempo.co/read/news/2015/03/30/090654113/Bulog-Sulit-Serap-Gabah-Petani-Karena-Alasan-Ini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar