Kamis, 19 Maret 2015

Gabah Kering Panen Rp 3.700

Kamis, 19 Maret 2015

Di Sejumlah Daerah Harga Gabah Merosot

INDRAMAYU, KOMPAS — Pemerintah menetapkan harga gabah kering panen Rp 3.700 per kilogram. Harga pembelian pemerintah yang baru itu mengubah harga dalam dua tahun terakhir, yakni Rp 3.300 per kilogram. Berlakunya harga baru itu menunggu surat keputusan.

"Harga itu merupakan harga pembelian dari Perum Bulog. Nanti akan dimulai setelah surat keputusan itu. Harga di pasar masih harga sekarang," kata Presiden Joko Widodo di depan petani di Indramayu, Jawa Barat, Rabu (18/3).

Presiden hadir di Indramayu untuk menyaksikan dimulainya penanaman padi. Di tempat itu, Presiden juga memberikan bantuan traktor, pupuk, serta bibit padi, jagung, dan kedelai.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, dan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan hadir pada acara itu.

Presiden menjelaskan, kenaikan harga tidak bisa ditetapkan terlalu tinggi karena masyarakat yang mengonsumsi beras bisa memprotes kebijakan itu. Presiden justru mendorong petani agar meningkatkan produksi padi di lahan pertanian.

Terkait pangan, pemerintah bertekad mencapai target swasembada, terutama untuk komoditas beras. Sejalan dengan itu pemerintah memudahkan pengadaan pupuk dan memperbanyak bantuan pupuk, mempermudah pengadaan alat-alat pertanian dan benih padi, serta memperbaiki irigasi.

Pemerintah menegaskan tidak akan membuka keran impor beras meski produksi padi di dalam negeri berkurang. "Jangan sampai ada lagi beras impor," kata Presiden.

Ketentuan harga gabah kering panen (GKP) sudah ditunggu-tunggu petani. Kasti Dewa, Ketua Kelompok Tani Kecamatan Kroya, Kabupaten Indramayu, mengatakan, penetapan harga itu diharapkan membantu menaikkan nilai jual gabah petani. Meningkatnya harga gabah akan memicu semangat petani menanam padi guna mendukung program swasembada pangan.

content

Pupuk

Presiden meyakini masih ada pihak-pihak yang memainkan pupuk petani. Praktik yang merugikan petani itu sudah berlangsung bertahun-tahun. Pemerintah bertekad memperbaiki sektor distribusi pupuk.

"Soal pupuk memang masih menjadi keluhan. Persoalan ini akan terus kita perbaiki. Kita berikan penekanan ke produsen pupuk," katanya.

Menurut Presiden, pemberantasan mafia pupuk tidak mudah dilakukan karena ada dari ujung barat hingga timur Indonesia. Sejalan dengan diputuskannya anggaran untuk pengadaan pupuk dan benih, Presiden sudah mendeteksi letak permainan distribusi pupuk ke petani.

"Sudah bertahu-tahun (mereka yang memainkan pupuk) mainnya seperti itu. Saya tahu ini ada yang main-main di distribusi pupuk. Namun, untuk memotong yang main-main itu perlu waktu," kata Presiden.

Abdurahman, petani di Indramayu, mengatakan, petani terpaksa membeli pupuk dengan harga tinggi. Akibatnya, ongkos produksi padi semakin besar.

Kemarin, pemerintah memberi bantuan 5.132 traktor untuk Provinsi Jawa Barat. Amran Sulaiman mengatakan, saat ini sudah ada 30.000 traktor yang disalurkan kepada petani di seluruh Indonesia. Tahun ini, pemerintah menargetkan bantuan 60.000 traktor kepada petani.

Merosot

Harga gabah semakin merosot memasuki puncak panen raya padi di sejumlah daerah.

Di Kabupaten Klaten dan Sukoharjo, Jawa Tengah, panen padi semakin meluas. Berdasarkan keterangan petani, harga GKP saat ini berkisar Rp 3.600-3.700 per kg, turun dari lima hari lalu yang berkisar Rp 3.900-4.000 per kg.

"Setiap panen raya harga gabah selalu anjlok. Pemerintah semestinya menaikkan harga pembelian pemerintah," ujar Surono (55), petani di Gedongan, Kecamatan Wonosari, Klaten.

Sejumlah petani memilih menjual hasil panen kepada pengepul dibandingkan dengan menyimpan gabah kemudian menjualnya dalam bentuk beras.

Sementara itu, di Kabupaten Jember, Jawa Timur, sejak dua hari lalu, harga gabah di tingkat petani anjlok atau turun Rp 500 per kg. Kini, harga GKP di tingkat petani berkisar Rp 3.400-Rp 3.800 per kg.

Hendro Handoko, petani di Desa Sumberlesung Kecamatan Ledokombo, Jember, mengatakan, harga gabah IR-64 yang semula Rp 4.000 per kg turun menjadi Rp 3.400 per kg dalam dua hari.

Ketua Kelompok Tani dan Nelayan Andalan Jember Muksin mengatakan, petani kian terpuruk karena banyak tanaman padi yang diserang hama wereng.

(NDY/RWN/SIR)

http://epaper1.kompas.com/kompas/books/150319kompas/#/19/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar