Kamis, 10 April 2014

Rakyat Telah Memilih

Kamis, 10 April 2014

Rakyat telah mendatangi tempat-tempat pemungutan suara (TPS) dan telah menggunakan haknya dengan baik. Suasana pemungutan suara di berbagai pelosok Tanah Air pun berlangsung aman, damai, dan penuh semangat.

Hari pencoblosan, Rabu (9/4), menjadi saat bagi warga negara, bukan saja menunaikan haknya dalam politik, tapi sekaligus menjadi kesempatan untuk bersilaturahim dan membincangkan situasi negara lima tahun ke depan.

Demokrasi memang bukan milik elite dan pemimpin partai politik saja. Demokrasi adalah milik rakyat seutuhnya. Karena itu, penyelenggara pemilu–Komisi Pemilihan Umum atau KPU–dengan berbagai upaya dan cara, mengajak rakyat (yang telah memiliki hak pilih) untuk menggunakan hak pilihnya, hak asasi yang sangat dijunjung tinggi dalam proses demokrasi.

Antusiasme rakyatlah yang membuat pemilihan umum legislatif (pileg) 9 April kemarin berlangsung semarak dan makin mendewasakan kita sebagai bangsa. Pemilu kali keempat dalam era reformasi, 1999–2014, menjadikan demokrasi di Indonesia makin matang, meskipun berbagai ekses dari sistem demokrasi langsung harus dibenahi seperti masih berkembangnya politik uang dan besarnya ongkos politik yang membuat hanya mereka yang memiliki modal besar yang punya peluang untuk maju.

Namun demikian, pelaksaanaan pemungutan suara pada Rabu kemarin memperlihatkan juga tingkat kedewasaan dan kecerdasan rakyat dalam memilih. Rakyat seakan memiliki dasar dan pertimbnagan kuat kepada partai atau kepada kandidat siapa pilihan dijatuhkan.

Terhadap hasil sementara yang diperlihtkan sejumlah lembaga survei dengan pola hitung cepatnya, mengajarkan kepada kita bahwa partai politik peserta pemilu yang benar-benar bekerja keras dan memperlihatkan kinerja bagus, dengan menjaga elite dan kadernya dari berbagai tindakan tercela, mendapat apresiasi tinggi. Dalam hubungan ini, dasar tradisional pilihan yakni ideologi partai apakah nasionalis atau Islam, kurang kentara dan tidak dijadikan alasan utama.

Pilihan rakyat yang tecermin dari hasil sementara itu memberi sinyal kuat kepada kita bahwa perilaku partai yang korup, yang terbukti dengan kader-kadernya masuk penjara, merosot perolehannya.

Rakyat juga kurang simpati pada partai yang kurang berani mencalonkan presidennya pada sebelum pileg dan sebaliknya memberi dukungan suara pada partai yang telah lebih dulu mengusung calon presidennya. Lagi-lagi, pilihan rakyat telah memberi pelajaran berharga bagi pemimpin partai dan pemanggul kepentingan politik.

Semua proses politik dalam pemilu legislatif yang diikuti 186.612.255 pemilih dari 33 provinsi, 497 kabupaten atau kota, 6.980 kecamatan, serta 81.034 desa dan kelurahan, serta 545.778 TPS membuat Indonesia makin dipandang dunia internasional sebagai negara besar, yang bukan saja dengan kebinekaan yang mengagumkan, tetapi demokrasi yangs angat menjanjikan. Inilah sumbangan terbesar dari rakyat terhadap bangsanya.

Kesadaran akan proses politik dengan kedatangan rakyat ke TPS-TPS sesungguhnya memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap nasib bangsa dalam lima tahun ke depan serta citra dan posisi Indonesia dalam kancah global. Inilah modal sosial Indonesia yang perlu disyukuri dan diacungi jempol.

Karena itu, dalam ruang ini, penghargaan sepatutnya kita berikan kepada seluruh rakyat Indonesia yang makin dewasa dan makin cerdas dalam menghadapi pileg. Kita berharap dalam proses politik setelah ini, yaitu pemilihan presiden langsung (pilpres), suasana dan kondisi seperti ini dapat juga berlangsung sehingga proses keseluruhan pemilu, baik pileg maupun pilpres, membuahkan hasil yang semaksimal mungkin.

Marilah kita sambut Indonesia baru dengan kematangan demokrasi dan kedewasaan berpolitik dari semua elemen partai, baik elite maupun kader dan simpatisannya. Dengan kenyataan seperti ini, kita yakin bahwa Indonesia akan menjadi negara besar yang matang dan kokoh dalam mengelola perbedaan dan demokrasi.

http://www.koran-jakarta.com/?9701-rakyat%20telah%20memilih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar