Senin, 28 April 2014

Jokowi: RI Mesti Mandiri Pangan

Senin, 28 April 2014

BOGOR – Ketahanan pangan sangat penting agar bangsa Indonesia tidak bergantung pada impor yang setiap tahun selalu mengalami peningkatan. Untuk itu, kebijakan pemerintah dalam pertanian mesti berpihak pada petani.

“Kita harus mandiri dalam ketahanan pangan, dan ini yang akan menjadi concern kita supaya bisa memenuhi kebutuhan penduduk Indonesia yang jumlahnya selalu bertambah,” kata calon presiden dari PDIP, Joko Widodo (Jokowi), saat menghadiri kegiatan panen padi bersama petani bertajuk “Kemandirian Pangan Bersama Rakyat” di Bogor, Jawa Barat, Minggu (27/4).

Menurutnya, para petani merupakan ujung tombak produksi pangan nasional sehingga perlu mendapatkan pendampingan. Selain itu, petani harus mendapatkan pengetahuan yang memadai untuk menyiasati lahan sempit agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi. “Petani harus ada pendampingan, dan lahan-lahan sempit bisa jadi produktif,” ungkap Jokowi.

Gubernur DKI Jakarta itu kemudian menjabarkan konsep pendampingan petani, yakni memberikan pengetahuan kepada petani agar lahan pertanian produktif jangan sampai dikonversi untuk kegunaan lain, seperti untuk permukiman, industri, atau lahan tambang.

“Ini harus disetop. Lahan pertanian tidak hanya sawah, tapi termasuk hutan sagu, kebun ubi-ubian, lahan sayuran,” kata Jokowi.

Dia juga menyebutkan agar para petani jangan diarahkan menggunakan bibit impor dan pupuk kimia. “Sebisa mungkin menggunakan pupuk organik dan benih sendiri,” jelasnya.

Selain itu, infrastruktur pertanian dari bendungan sampai saluran tersier harus dibenahi. “Sebab, kini kondisi infrastruktur pertanian sudah banyak yang rusak sehingga pada musim kemarau air nggak sampai. Bendungan baru harus dibangun,” beber Jokowi.

Menyinggung tentang kualitas air bersih, Jokowi menilai limbah industri telah mencemari sungai dan bendungan sehingga mengurangi kesuburan tanah jika digunakan untuk pengairan.
Mengenai pemasaran produk pertanian, Jokowi mengungkapkan pasar belum memberikan keuntungan kepada petani karena rantai bisnisnya masih terlalu panjang.

“Teknlogi pascapanen belum menyentuh petani. Demikian pula soal permodalan, banyak petani tak punya modal. Makanya, butuh akses permodalan, seperti bank khusus pertanian,” kata Jokowi.

Bertemu Akbar Tandjung

Menjelaskan tentang perkembangan partai politik (parpol) yang berkerja sama dengan PDIP, Jokowi menyatakan hingga hari ini, kerja sama koalisi PDIP baru terjalin dengan satu partai, yakni Partai Nasionalis Demokrat (Nasdem), sedangkan penjajakan yang sedang intensif dilakukan dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) masih alot dan belum menemukan titik temu kesepakatan. “Kami sudah ketemu, tapi kesepakatannya belum ketemu,” jelasnya.

Menurut Jokowi, penjajakan kerja sama dengan PKB masih terganjal sejumlah poin terkait permintaan jatah kursi menteri. Padahal, seperti diberitakan sebelumnya, PDIP maupun Jokowi secara tegas menyatakan bahwa tidak ingin menjalin kerja sama dengan partai berdasarkan kepentingan bagi-bagi kursi.

Sementara itu, saat mendadak menyambangi kediaman Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar, Akbar Tandjung di Jalan Purnawarman 18, Jakarta Selatan, Jokowi enggan membeberkan hasil pertemuannya. " Hanya makan mie, makan mie, sudahlah," kata Jokowi, sambil berlalu dengan mobilnya.

Jokowi datang ke kediaman Akbar ditemani Andi Widjajanto dan Wasekjen PDI-P, Hasto Kristiyanto. Hasto mengatakan, pertemuan Jokowi dengan Akbar hanya silahturahmi biasa. Kebetulan istri Akbar, Krisnina Maharani, berasal dari Solo dan kenal dengan Jokowi sejak masih menjabat sebagai Wali Kota Solo.

"Pak Jokowi kan kebetulan teman sekolah. Jadi ada hubungan pribadi. Kebetulan ada undangan makan mie. Tadi juga disediakan kopi dari Solo," kata Hasto.

Namun Hasto tak menampik bila dalam pertemuan dengan Akbar disinggung juga masalah politik.  "Ini dialog antardua pimpinan. Bang Akbar tadi sampaikan bagaimana kiat-kiat mengatasi krisis," kata dia.

Akbar sendiri, mengatakan pertemuan dengan Jokowi, hanya silahturahmi biasa. Tiga bulan lalu, dia sempat menyambangi kediaman Jokowi. Dan, pertemuan kali ini adalah kunjungan balasan Jokowi. "

Dia bilang, Bang nanti sewaktu-waktu saya mau datang. Ini semangatnya membangun silahturahmi," kata dia.

Akbar menambahkan, kemungkinan berkoalisi dengan PDI-P, sangat mungkin. "Ya, kalau pertemuan ini diartikan penjajakan koalisi bisa saja," katanya. cit/ags/frn/AR-2

http://www.koran-jakarta.com/?10938-jokowi:%20ri%20mesti%20mandiri%20pangan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar