Jumat, 11 April 2014
SAAT memasuki musim panen, penyerapan oleh Bulog Subdivisi Regional (Subdivre) Banyumas, Jawa Tengah, meningkat 100% setiap harinya. Jika pada Maret lalu rata-rata harian hanya 200-300 ton, kini telah melonjak menjadi 600-800 ton. Humas Bulog Subdivre Banyumas Priyono mengungkapkan, sejumlah wilayah telah memasuki masa panen sehingga penyerapan semakin meningkat. “Saat ini, penyerapan pangan melonjak dua kali lipat per harinya jika dibandingkan dengan Maret. Sebagian wilayah, seperti Banyumas, Cilacap, Banjarnegara, dan Purbalingga telah memasuki masa panen sehingga penyerapan per harinya mampu mencapai 600-800 ton,” jelas Priyono, kemarin. Umumnya, kata Priyono, mitra Bulog menyerap beras dan bukan gabah. Pasalnya, harga beras di tingkat petani ataupun penggilingan saat ini turun menjadi Rp6.400 hingga Rp6.500 per kilogram (kg), sedangkan harga pembelian pemerintah (HPP) beras Rp6.600 per kg.
“Kami berharap mitra Bulog melakukan penyerapan secara maksimal. Selain itu, seperti unit pengolahan gabah dan beras (UPGB) dan Satuan Tugas (Satgas) Bulog juga terus melakukan pengadaan pangan.” Hingga kini, lanjut Priyono, jumlah beras yang telah masuk ke Gudang Bulog mencapai 8.000 ton. Jumlah tersebut akan terus bertambah karena penyerapan terus dikebut oleh mitra Bulog. Mengenai penyaluran raskin, kata Priyono, pada April ditunda sampai pertengahan bulan. “Penyaluran raskin dilakukan setelah pemilu legislatif guna menghindarkan adanya politisasi raskin. Untuk wilayah Bulog, Banyumas baru akan menyalurkan pada pekan kedua April,” pungkas Priyono.
Alat modern
Pada bagian lain, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur menargetkan pada 2018 para petani sudah menggunakan alat pertanian modern sebagai upaya meningkatkan kualitas dan produktivitas pertanian di daerah itu. “Saya mohon para petani lebih banyak belajar tentang penggunaan alat pertanian yang modern agar nantinya hasil pertanian bisa lebih meningkat,” kata Wakil Gubernur Kaltim Mukmin Faisyal pada acara panen raya padi di Desa Babulu Laut, Kecamatan Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara, Selasa (8/4). Selama ini, kata dia, Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak mengharapkan pertanian di Kaltim terus dimajukan. Bahkan, pada 2018 ditargetkan para petani di daerah itu sudah menggunakan alat pertanian yang modern.
Komitmen terhadap sektor pertanian Kaltim tersebut, katanya, pernah disampaikan Awang Faroek Ishak saat Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrembang), yang meminta kepada seluruh bupati/wali kota di Kaltim untuk terus memajukan pertanian. Pemprov Kaltim, kata Mukmin Faisyal, terus mendorong agar segala kebutuhan petani bisa diakomodasi, khususnya bagi petani Kabupaten Penajam Paser Utara sebagai salah satu daerah yang menjadi lumbung padi di Kaltim. “Kami akan berupaya memenuhi kebutuhan petani mulai alat pertanian sampai pembangunan dan perbaikan irigasi agar bisa diakomodasi,” katanya. Wakil Bupati Penajam Paser Utara, Mustaqim MZ, mengatakan luas lahan pertanian padi di wilayah itu mencapai 10 ribu hektare.
“Walaupun sebagian besar lahan pertanian hanya berproduksi sekali setahun, produksi padi sudah mampu memenuhi kebutuhan bukan hanya untuk warga Penajam Paser Utara, melainkan juga untuk kebutuhan Kaltim.” Kalau panen sudah bisa dilakukan dua sampai tiga kali dalam setahun, katanya, kebutuhan beras di Kaltim, bahkan nasional, dapat terpenuhi. Sementara itu, Kepala Dinas Provinsi Kaltim Ibrahim mengatakan, selama ini pihaknya bersama dinas pertanian kabupaten/kota terus berupaya mengakomodasi kebutuhan petani, seperti fasilitas irigasi dan alat pertanian. Di Jambi, Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur akan menggandeng Bulog untuk mencegah jatuhnya harga jual hasil panen tanaman padi petani yang kini mulai memasuki masa panen. (SY/SL/Ant/N-1)
http://www.starbrainindonesia.com/berita/media/33153/3/penyerapan-pangan-naik-hingga-100
Tidak ada komentar:
Posting Komentar