Sabtu, 19 April 2014
[YOGYAKARTA] Hingga saat ini Indonesia masih memiliki cadangan gula 900.000 ton, sedangkan bulan Mei, sudah memasuki musim giling.
"Stok itu sebenarnya sangat cukup untuk kebutuhan nasional. Namun sayangnya tidak laku di pasaran karena harga tidak mampu bersaing dengan gula impor," kata Ketua Umum Ikatan Ahli Gula Indonesia (Ikagi) Subiyono kepada wartawan, Kamis (17/4) di di Lembaga Pendidikan Perkebunan (LPP) Yogyakarta.
Sayangnya, sejak 2013 lalu, pemerintah memberi izin impor gula kepada Bulog sebesar 328.000 ton. "Ini kondisi yang ironis," tegasnya.
Untuk mengejar ketertinggalan, lanjutnya, perlu strategi terpadu untuk mengatasi persoalan tersebut antara lain efisiensi, optimalisasi, dan diversifikasi.
Untuk bisa menjalankan diversifikasi maka efisiensi dan optimalisasi giling mutlak harus tercapai terlebih dahulu.
"Caranya pemerintah harus berani memberi bunga bank rendah terhadap industri gula di tanah air, kalau biasanya 12 persen maka harus berani memberi bunga bank di bawah 10 persen.
Kalau perlu dialirkan dari PPN yang 10 persen itu, atau Rp 2,5 triliyun ke industri gula, guna merevitalisasi peralatan produksi yang sudah berusia tua," tegasnya.
Selain itu, sistem penanaman tebu juga harus dirubah jangan hanya di Pulau Jawsa.
"Kami berharap pada pemerintahan yang baru nanti pemimpinnya bisa memikirkan masyarakat kecil juga bisa memikirkan masalah industri gula di tanah air," katanya. [152/N-6]
http://www.suarapembaruan.com/home/cadangan-gula-indonesia-900000-ton-tapi-tak-laku/53481
Tidak ada komentar:
Posting Komentar