Senin, 21 April 2014

Kapasitas Produksi Industri Gula RI Hanya 20% dari Thailand

Senin, 21 April 2014

Jakarta -Perbandingan kapasitas produksi gula Indonesia hanya 20% dari total kapasitas produksi gula yang dimiliki Thailand, padahal jumlah penduduk Indonesia lebih besar. Sehingga daya saing industri gula nasional harus ditingkatkan agar bisa menghadapi persaingan global seperti ASEAN Economic Community (Masyarakat Ekonomi ASEAN/MEA) akhir 2015.

"Kapasitas total pabrik gula di Thailand sekitar 940.000 ton tebu per hari (tons of cane per day/TCD), masih jauh di atas Indonesia yang berkisar 205.000 TCD," kata Ketua Umum Ikatan Ahli Gula Indonesia (Ikagi) Subiyono dalam keterangan tertulisnya, Minggu (20/4/2014)

Ia mengatakan, Thailand kini menjadi salah satu eksportir utama gula dunia. Sebagai perbandingan, produksi gula di Thailand berkisar 10,6 juta ton per tahun, sedangkan Indonesia pada 2013 mencatat produksi gula 2,55 juta ton per tahun. Padahal jumlah pabrik gula di Thailand hanya 50 pabrik, Indonesia hingga 62 pabrik (kondisi tua).

Rendemen (kadar gula dalam tebu) Thailand mencapai 11,82%, sedangkan Indonesia hanya di level 7% alias sangat rendah karena tak efisien.

Ekspor gula Thailand mencapai 8 juta ton/tahun, diantaranya sebanyak 30% diekspor ke Indonesia. Indonesia merupakan importir gula, terutama untuk memenuhi kebutuhan gula industri yang meningkat seiring pertumbuhan ekonomi.

Kapasitas giling dari 62 pabrik gula yang ada di Indonesia mencapai 205.000 ton tebu per hari (TCD). Dengan asumsi 170 hari giling dan rendemen 9 persen, maka produksi gula seharusnya 3,1 juta ton. Faktanya, kini produksi gula konsumsi hanya di kisaran 2,5 juta ton.

"Artinya, belum optimal,” katanya.

Industri gula merupakan industri padat modal dengan investasi US$ 24 juta untuk pembangunan pabrik per kapasitas 1.000 ton. Selain itu, produsen harus menyiapkan lahan budidaya tebu yang mencapai puluhan ribu hektar serta membangun infrastruktur berupa jalan untuk angkat-angkut tebu dan saluran irigasi.

Ia mengatakan, tantangan industri gula nasional sangat berat. Dengan jumlah penduduk 240 juta jiwa, konsumsi gula terus meningkat, namun di sisi lain pertumbuhan produksi lambat.

Subiyono menambahkan, untuk mendorong daya saing industri gula nasional, kuncinya ada pada tiga hal, yaitu efisiensi, diversifikasi, dan optimalisasi alias EDO. Tiga hal itu harus dilakukan bersamaan karena memang saling memengaruhi.
(hen/rrd)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar