Senin, 28 April 2014

Pakar Pangan Minta Raskin Tak Dihapus

Senin, 28 April 2014

JAKARTA, suaramerdeka.com - Pengamat pangan Prof Dr Mohammad Husein Sawit mengungkapkan ketidak setujuannya jika pemerintah menghapuskan program subsidi beras bagi masyarakat berpenghasilan rendah, atau populer disebut Raskin. Ungkapan itu disampaikan setelah KPK menemukan indikasi ketidakberesan dalam pelaksanaan program Raskin.

"Saya tidak sependapat jika Raskin dihapus, maka akan menghapus juga program-program pemerintah yang lain," kata Husein saat dihubungi wartawan, Senin (28/4).

Menurut Husein, menghentikan program Raskin bukan solusi. Yang seharusnya dilakukan, kata dia, adalah memperbaiki program tersebut.

"Tujuan Raskin tahap awal tidak dirancang untuk menstabilkan harga beras, tapi mekanisme stabilitasasi harga beras itu dengan cadangan beras pemerintah. Namun sekarang cadangan beras pemerintah sedikit sekali dan kualitasnya sama dengan Raskin. Karena itu, Raskin digunakan sebagai alat untuk menstabilkan harga," paparnya.

Menurutnya, raskin harus dirasionalkan jumlahnya. Jumlah yang rasional sekitar 2 juta ton. Sementara saat ini jumlah Raskin sudah mencapai 3 juta ton sehingga dianggap terlalu besar.

Semakin besar volumen Raskin, semakin besar pula dalam menyerap beras produksi dalam negeri.

"Pengadaan itu banyak bergantung pada produksi. Kalau musimnya jelek, tentunya tak bisa mendapat gabah yang banyak, karena tidak mencukupi. Dan biasanya kalau tidak mencukupi, beras harus diimpor. Agar tidak terlalu banyak impor beras, maka manajemen Raskin perlu diperbaiki, harus dirasionalkan jumlahnya, bukan diberangus," tandas Husein.

Melalui rasionalisasi jumlah, katanya, maka akan lebih mudah mengontrol dan mengelola program Raskin. Yang harus juga dibenahi, kata Husein, adalah penerima manfaat yang sekarang dibagi rata-rata.

Pendapat senada disampaikan Tuhana dari Universitas Sebelas Maret (UNS) yang juga menghimbau agar pemerintah tidak menghapuskan program Raskin.

Menurutnya, ke depan harus ada komitmen bersama dan harus mengoptimalkan kontrol. "Kalau Raskin dihapuskan, maka akan berdampak pada pemenuhan pangan rakyat miskin yang merupakan hal yang penting," tegasnya.

Tuhana menilai, sistem pengadaan dan distribusi Raskin sebenarnya sudah bagus, tapi implementasi di lapangan perlu optimalisasi kontrol. Selain itu, kesadaran masyarakat juga harus ditingkatkan.

( Nurokhman / CN33 / SMNetwork )

http://m.suaramerdeka.com/index.php/read/news/2014/04/28/200096

Tidak ada komentar:

Posting Komentar