Kamis, 17 April 2014
KALIANDA (Lampost.co): Petani di wilayah Kecamatan Palas, Kabupaten Lampung Selatan, mengeluh rendahnya harga gabah kering panen (GKP) yang terjadi pada musim awal 2014 ini. Pasalnya, harga GKP jenis muncul saat ini mencapai Rp3.200 per kilogram.
Suwarto (42) salah seorang petani di Desa Tanjungjaya, Kecamatan Palas, Lamsel. Menurutnya, pada musim panen tahun lalu harganya mencapai sekitar Rp3.800-Rp4.000 per kilogramnya.
"Sebelum musim panen ini, harganya mencapai Rp4.000 per kilogram. Tapi, kenapa waktu panen tiba harga GKP turun drastis," kata dia, Rabu (16/4)
Lebih lanjut, Suwarto mengaku, tidak mengetahui dan kurang mengerti penyebab turunnya harga gabah tersebut. Padahal, kata dia, hasil panen kali hasilnya cukup memuaskan. Dalam luas satu hektarenya, dirinya mampu menghasilkan 9 ton.
"Ketika hasil panen yang memuaskan, harga gabah turun. Sedangkan, saat hasil panen kualitasnya kurang baik dan diserang hama, pasti harganya relatif bagus,"ujar dia.
Sementara itu, Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Petanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura (DPTPH) Kecamatan Palas, Ujuk Kusnadi membenarkan keluhan para petani terhadap rendahnya harga GKP pada musim panen saat ini.
"Ya, saya juga petani, Mas. Turut prihatin juga dengan kondisi seperti ini. Rendahnya harga GKP, saya tidak mengetahui secara pasti penyebabnya," kata dia.
Dia juga mengatakan, sekitar 4.000 hekatare lahan persawahan tadah hujan di wilayah Kecamatan Palas yang sudah memasuki musim panen. Untuk itu, dia menghimbau semua para petani agar dapat bersabar dan tidak terburu-buru untuk menjual GKP.
"Agar para petani tidak merugi dan memperoleh hasil yang maksimal, yakni menyimpan terlebih dahulu dirumah. Saat harga sudah stabil barulah gabah kering dijual,"katanya.
Berdasarkan pantauan Lampung Post, sebagian besar petani di wilayah Kecamatan Palas, Kabupaten Lamsel rata-rata belum mengalami panen serantak.()
http://lampost.co/berita/petani-keluhkan-rendahnya-harga-gkp
Tidak ada komentar:
Posting Komentar