Senin, 21 April 2014
SEMARANG, suaramerdeka.com - Kesepakatan jual beli gula antara PT Rajawali Nusantara Indonesia dengan Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) telah berjalan.
Saat ini Perum Bulog Divisi Regional Jawa Tengah telah menyerap gula pasir dari pabrik Pabrik Gula (PG) Rejo Agung Madiun sebesar 105 ton.
"Sesuai rencana, pada tahap pertama kami mengambil gula sebesar 1.000 ton dari PG Rejo Agung. Tahap pertama harus terpenuhi hingga dua bulan mendatang yakni pada Juni," kata Kepala Perum Bulog Divre Jateng, Damin Hartono, kemarin.
Pengambilan gula dari PG Rejo Agung sudah berjalan selama satu pekan ini. Untuk pengambilan gula tahap dua, menurut dia, pihaknya belum mendapat instruksi dari pusat. "Nanti kalau harga gula naik, Bulog akan beli lagi dari PT RNI untuk stok," imbuhnya.
Dikatakan, gula sudah dijual ke pasar dengan harga Rp 9.300 per kilogram untuk pembelian di bawah 200 ton, dan Rp 9.250 untuk pembelian 200-500 ton. Pembelian di atas 500 ton, harga jualnya Rp 9.200 per kilogram.
"Gula tersebut disebar ke 51 Pojok Bulog Mart di gudang milik Bulog se Jateng. Masyarakat yg memerlukan bisa langsung datang ke Pojok Bulog Mart di gudang Bulog, kantor Subdivre, dan Divre Jateng," ujarnya.
Menurut Damin, pembelian gula oleh Bulog bertujuan menjalankan fungsi sebagai stabilisator harga. Apalagi mendekati Ramadhan dan Lebaran, dimana konsumsi gula diprediksi akan tinggi.
"Alokasi 1.000 ton gula sangat sedikit dibandingkan konsumsi gula di Jateng. Stok tersebut diproyeksi akan habis dalam satu minggu," tuturnya.
Selain membeli dari PT RNI, Bulog juga telah mendapat izin dari pemerintah untuk mengimpor gula kristal putih sebanyak 350.000 ton. Rencananya, provinsi ini mendapat kuota sebesar 8.000 ton.
"Kami belum tahu kapan gula impor akan datang. Meski sudah dapat izin, impor belum dilakukan," tuturnya.
http://m.suaramerdeka.com/index.php/read/news/2014/04/21/199273
Tidak ada komentar:
Posting Komentar