Sabtu, 28 Juni 2014
JAKARTA, KOMPAS — Harga daging sapi dilaporkan mulai naik, tetapi dalam waktu dekat diperkirakan turun. Pemerintah beralasan stok daging melimpah. Sementara itu, kenaikan harga di beberapa komoditas lainnya dilaporkan naik, tetapi masih bisa ditoleransi.
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan, secara umum harga komoditas masih stabil, tetapi harga sejumlah komoditas daging sapi dan hortikultura dilaporkan turun sehingga perlu memperoleh perhatian utama.
”Kita ingin membantu memperbaiki posisi tawar petani ketika harga turun. Harga referensi harus bisa membuat harga bahan pangan tidak terlalu berfluktuasi,” ucap Lutfi, Jumat (27/6), seusai peninjauan ke pasar tradisional dan pasar induk sayur- mayur di Kramatjati, Jakarta Timur.
Peninjauan tersebut dipimpin Menteri Koordinator Perekonomian Chairul Tanjung yang diikuti Menteri Pertanian Suswono, Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan, dan Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso.
Asep, pedagang daging sapi di Pasar Kramatjati, menyampaikan, harga daging sudah naik Rp 3.000 sejak Kamis lalu dari Rp 95.000 per kg menjadi Rp 98.000 per kg.
Menurut Lutfi, harga daging sapi akan mengalami penurunan menuju sekitar Rp 90.000 per kg karena stok melimpah. Ia mengatakan, harga ideal daging sapi tidak kurang dari Rp 85.000 per kg. Dengan harga sekian, peternak masih bisa memperoleh insentif sehingga terus mau memelihara sapi.
”Saya sudah memberi tahu Menko Perekonomian dan Mentan agar ada harga panduan baru sehingga peternak tetap mau memelihara sapi karena harga tidak terlalu rendah jika turun,” kata Lutfi.
Harga cabai
Harga komoditas lainnya yang perlu mendapat perhatian adalah harga cabai yang rendah.
”Dari hasil peninjauan ke pasar, kita bisa melihat kondisi harga yang rendah pada komoditas hortikultura. Contohnya, cabai dengan harga saat ini di pasar, berarti dijual petani dengan harga yang lebih rendah,” kata Lutfi.
Untuk komoditas lainnya, harga-harga dilaporkan naik, tetapi masih bisa ditoleransi.
Dari pemantauan di pasar, harga telur ayam ras juga naik. Pedagang telur di Pasar Kramatjati, Ati, mengatakan bahwa telur ayam ras naik secara bertahap selama sepekan, dari Rp 18.000 per kg menjadi Rp 20.000 per kg.
Lutfi mengungkapkan, kenaikan memang terjadi pada harga telur ayam ras serta daging ayam, tetapi itu telah dirancang Kementerian Perdagangan.
”Kami mematok harga normal daging ayam pada kisaran Rp 28.000-Rp 31.000 per kg, dan telur ayam ras pada kisaran Rp 18.000-Rp 20.000 per kg. Jika menjelang puasa dan Lebaran naik 10 persen dari harga tertinggi, harga masih tergolong wajar,” ujar Lutfi.
Menurut data Kemendag, secara nasional, harga sejumlah bahan pangan meningkat pada 26 Juni dibandingkan seminggu sebelumnya, tetapi masih dalam batas toleransi.
Komoditas tersebut antara lain daging ayam ras yang kini harganya Rp 31.724 per kg, cabai merah besar Rp 18.657 per kg, cabai rawit merah Rp 25.157 per kg, dan bawang merah Rp 27.283 per kg. Lutfi menjamin stok masih mencukupi untuk kebutuhan Ramadhan dan Idul Fitri. (A03)
http://epaper1.kompas.com/kompas/books/140628kompas/#/19/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar