Pemilu presiden sebentar lagi berlangsung, dan tak lama lagi terbentuk pemerintahan baru. Apa harapan Anda?
Ada beberapa agenda besar yang harus diselesaikan pemerintah baru. Pertama, persaingan antarnegara dalam memperebutkan pangan dan energi. Maka, daulat pangan dan daulat energi itu penting. Saya harap pemerintah sudah harus berkonsentrasi pada daulat pangan dan energi karena rentetannya tak akan berhenti. Saling terkait, salah satunya dengan isu ketahanan bangsa.
Kedua, menyiapkan sumber daya manusia yang siap dan profesional. Dengan produktivitas dan kompetensi tinggi, manusia Indonesia diharapkan bisa bersaing. Presiden tidak cukup bicara 34 provinsi, 230 sekian juta penduduk Indonesia. Tetapi, sudah harus berbicara untuk menyiapkan bangsa ini menghadapi persaingan dengan bangsa lain.
Untuk menjadikan Indonesia berdaulat, salah satu kuncinya di susunan kabinet. Kabinet seperti apa yang seharusnya terbentuk?
Melihat pengalaman sejauh ini, saatnya yang dibentuk kabinet ahli, yang menterinya orang-orang profesional. Kabinet ahli ini kita harapkan mampu mengantisipasi kondisi sulit seperti saat ini.
Kabinet ahli akan menempatkan orang-orang yang ahli, tidak lagi disusun berdasarkan koalisi transaksi. Kali ini ada momentum, suka atau tidak suka kabinet ahli harus dibentuk. Kementerian yang dibutuhkan untuk menggerakkan pertumbuhan lebih cepat, harus diisi orang berkeahlian tinggi, tidak bisa lagi diisi yang tidak ahli. Menteri dari orang politik seharusnya tak lebih dari 20 persen di kabinet.
Menyusun kabinet ahli artinya ada kementerian yang penting menjadi perhatian pemerintah mendatang?
Kementerian penting yang harus didorong itu, misalnya, kementerian pendidikan dan kebudayaan serta kesehatan. Kemudian kementerian pertanian dan kementerian energi agar eksploitasi yang besar dapat mengarah pada penciptaan energi yang terbarukan.
Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah
(SIWI NURBIAJANTI/WINARTO HERUSANSONO)
http://epaper1.kompas.com/kompas/books/140603kompas/#/5/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar