Kamis, 19 Juni 2014

Bulog Belum Akan Impor Beras

Rabu, 18 Juni 2014

JAKARTA- Tahun ini, Perum Bulog belum berencana mengimpor beras. Stok di gudang seluruh Indonesia masih cukup sampai akhir tahun. Demikian ditegaskan Direktur Utama Sutarto Alimoeso dalam rapat kerja dengan Komisi IVDPR di Gedung DPR Senayan, Jakarta, kemarin. Selain stok cukup untuk enam bulan ke depan, menurut dia, produksi dalam negeri masih dapat memenuhi permintaan pengadaan Bulog.

“Sampai saat ini pasokan mencapai 1,7 juta ton,’’tuturnya. Sutarto mengakui dalam penyerapan beras petani ada kendala, misalnya musim tanam mundur serta banjir. Walaupun terkendala, diyakini penyerapan bisa maksimal. “Biasanya, terjadi kendala serapan pada akhir tahun atau awal tahun berikutnya.

Ada musim paceklik, tetapi pengalaman menunjukkan penyerapan tetap maksimal,” jelasnya. Setiap bulan, pihaknya mendistribusikan beras untuk rumah tangga sasaran penerima manfaat yang tersebar di seluruh Tanah Air. Selain raskin, stok Bulog untuk ketahanan pangan.

Operasi Pasar

Perum Bulog juga berencana terus menggelar operasi pasar untuk menstabilkan harga sejumlah bahan pangan. Kegiatan itu diutamakan di wilayah-wilayah yang bukan sentra produksi pangan. “Semua minta operasi pasar. Kami utamakan di daerah yang bukan produsen,” tegas Sutarto. Produk yang dijual dalam operasi pasar, kata dia, di antaranya beras, gula, dan daging sapi. Harga jualnya lebih murah daripada ratarata harga pasar.

Namun, lanjut dia, pelaksanaan operasi pasar harus memperhatikan beberapa faktor, contohnya biaya produksi dan distribusi, agar tidak merusak harga pasar. Sutarto belum bisa menyebutkan daerah mana saja yang akan menjadi sasaran operasi pasar. “Sudah jalan, tetapi tidak kami sebutkan.

Tergantung daerah yang meminta,” ujarnya. Operasi pasar, menurut dia, bertujuan mengendalikan harga kebutuhan pokok, khususnya memasuki Ramadhan sampai Idul Fitri. Sejak 2005, tutur dia, ada kecenderungan makin jauh harga beras yang dijual dengan harga pembelian pemerintah (HPP) karena terjadi paceklik. Itulah yang dikendalikan supaya harga tetap stabil.( wa,dtc-29)

http://m.suaramerdeka.com/index.php/read/cetak/2014/06/18/264760

Tidak ada komentar:

Posting Komentar