Senin, 23 Juni 2014

Mau stabilisasi harga efektif, Bulog wajib kuasai pangan minimal 25%

Minggu, 22 Juni 2014

JAKARTA, kabarbisnis.com: Fungsi Perum Bulog harus ditinjau ulang kembali. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut baru dapat berjalan efektif apabila menguasai stok pangan minimal 25% dari kebutuhan.

Ketua Umum Perhimpunan Sarjana Pertanian Indonesia (PSPI) Arif Satria mengatakan, akses masyarakat memperoleh pangan dapat terjangkau, apabila stabilisasi harga pangan itu dilakukan pemerintah. Caranya, melalui penguatan peran Bulog menstabilisasi harga dan pasar. Untuk itu, pengembalian peran Bulog sebagai stabilisasi harga pangan sangat penting.

“Ini mendesak. Bukan peran Bulog yang ada sekarang ini,” tukas Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB ) itu, kemarin.

Menurut Arif, Bulog kedepan harus menjadi salah satu lembaga pangan yang kuat, ini semata mata untuk mewujudkan edaulatan pangan. Khusus pangan strategis. “Bulog harus diberikan tugas menyerap 25-50%. Hanya dengan cara seperti itu, Bulog baru mampu menstabilkan pasokan dan harga pangan strategis,” kata dia.

Arif mengingatkan, Bulog yang kuat merupakan instrumen penting dalam keberhasilan subsidi output pertanian. Karenanya, siapapun para calon presiden yang akan terpilih menjadi Presiden RI mendatang ,haruslah konsisteng memegang janji selama kampanye untuk memprioritaskan sector pertanian sebagai pilar ekonomi bangsa.

Untuk diketahui, penugasan pemerintah kepada Perum Bulog untuk berperan sebagai stabilitasi harga pangan yang dibiayai oleh APBN hanya pada komoditas beras.Namun, dalam pelaksanannya, Bulog membiayai terlebih dahulu dari pembiayaan bank melalui kredit komersial.

Dirut Perum Bulog Sutarto Alimuso dalam sebuah kesempatan, untuk komoditas beras, penguasaan stok beras baru 7-8% dari produksi beras nasional.Sementara, untuk komoditas gula dan kedelai, Bulog membiayai murni dari internal perseroan yang dibiayai kredit komersial perbankan.kbc11

http://www.kabarbisnis.com/read/2848293

Tidak ada komentar:

Posting Komentar