Kamis, 12 Juni 2014
Malang Gelar Operasi Pasar Selama 35 Hari
SURABAYA, KOMPAS — Berakhirnya musim panen menjadi salah satu pemicu naiknya harga beras berbagai kualitas di Jawa Timur rata-rata sekitar Rp 200 per kilogram. Pada saat Lebaran, kenaikan harga diprediksi mencapai Rp 500 per kilogram. Saat itu, pasokan akan semakin berkurang, sedangkan permintaan melonjak.
Pedagang di Pasar Beras Bendul Merisi, Surabaya, Sudarno, Rabu (11/6), mengatakan, harga beras sulit dikendalikan karena, baik di Jawa Tengah maupun Jawa Timur, musim panen umumnya sudah berakhir. ”Panen akan berlangsung kembali akhir Juli sehingga pasokan agak menurun. Namun, stok masih aman,” katanya.
Di Malang, kenaikan harga beras disikapi Perum Bulog dengan menggelar operasi pasar. Kuota yang ditetapkan hanya sebanyak 1 ton di setiap lokasi. Operasi pasar dilaksanakan 35 hari, mulai dari 22 Juni, di pasar-pasar besar penting di Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Pasuruan.
”Operasi pasar beras dilaksanakan mengantisipasi kenaikan harga beras saat Ramadhan tiba dan sepanjang Ramadhan,” ujar Kepala Bulog Divisi Regional Malang Langgeng Wisnu Nugroho, di Malang.
Berdasarkan pantauan di sejumlah pasar, kenaikan harga bukan hanya terjadi pada beras, melainkan juga daging sapi. Meskipun Jatim surplus 150.000 sapi per tahun, beberapa bulan ini pedagang kesulitan memperoleh pasokan dari rumah potong.
Akibatnya, harga daging sapi kini Rp 92.600 hingga Rp 95.000 per kilogram.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jatim Budi Setiawan mengatakan, ada tiga komoditas yang saat ini mendapat perhatian dari pemerintah, yakni daging ayam, telur ayam ras, dan tomat. Sementara cabai rawit dan cabai merah besar harganya turun.
”Untuk mengendalikan laju kenaikan harga daging ayam dan telur ayam ras, kami bekerja sama dengan Perum Bulog menggelar operasi pasar di sejumlah lokasi, seperti Surabaya,” ujar Budi.
Hasilnya, harga daging ayam turun menjadi Rp 27.800 per kg dari sebelumnya Rp 30.000. Telur ayam ras turun menjadi Rp 17.000 per kg dari sebelumnya Rp 18.000. Sementara harga tomat naik dari Rp 6.300 per kg menjadi Rp 6.400, naik 1,59 persen.
Pemerintah akan memperpanjang operasi pasar telur dan daging ayam untuk menjaga harga stabil. Jika telanjur naik, harga susah turun.
Budi mengklaim, pasokan barang cukup stabil di Jatim menjelang puasa. Akan tetapi, pemerintah menilai, penetrasi pasar tetap diperlukan untuk menjamin masyarakat terpenuhi kebutuhannya tanpa terbebani dengan harga tinggi.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mulai menginstruksikan instansi terkait untuk menggelar operasi pasar di kelurahan dan pasar tradisional untuk mengendalikan harga. Pengendalian harga kebutuhan pokok menjelang Ramadhan hingga Lebaran sangat penting untuk menekan inflasi.
Pantau ketersediaan
Di Bandung, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menginstruksikan jajarannya melalui dinas perdagangan dan pertanian seluruh kabupaten/kota untuk terus memantau kebutuhan dan ketersediaan pangan agar memadai. Instruksi ini terkait dengan terus melambungnya harga sejumlah kebutuhan pokok menjelang Ramadhan.
Selain itu, Pemprov Jabar juga meminta agar pemerintah pusat tidak mengimpor kebutuhan pangan, seperti cabai, beras, dan daging, yang masih diproduksi para petani di dalam negeri. ”Jika kebijakan impor dilakukan, hal itu akan menyulitkan petani dan peternak kita,” ujar Heryawan pada rapat Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Jabar di Bandung, Rabu. Rapat dihadiri para kepala dinas terkait serta para bupati dan wali kota se-Jabar.
Harga kebutuhan bahan pokok di Kota Bandung pun terus naik, termasuk harga daging ayam dan jengkol. Di Pasar Cihapit, Bandung, harga daging ayam naik tajam dari Rp 27.000 per kg menjadi Rp 35.000. Harga jengkol juga melonjak dari Rp 35.000 per kg menjadi Rp 50.000.
”Harga ayam dari peternak sudah tinggi, sekitar Rp 21.600 per kg. Kami pun harus membayar tukang antar, tukang potong, dan orang yang membersihkan bulu ayam. Dengan harga ini, saya juga tak berani menjual banyak. Hari ini hanya 30 ekor,” kata Nani (55), pedagang di Pasar Cihapit.
Kenaikan harga bahan kebutuhan pokok juga terjadi di sejumlah kota lain, seperti Kupang, Yogyakarta, Ambon, Magelang, Serang, dan Tegal.
Di Kupang, harga kebutuhan pokok, termasuk bumbu dapur, merangkak naik akibat kenaikan harga di Pulau Jawa. Di Yogyakarta, harga bawang merah mengalami kenaikan tertinggi karena berkurangnya pasokan dari Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Di Pasar Beringharjo, Yogyakarta, bawang merah asal Brebes yang sebelumnya dijual Rp 16.000 per kg kini Rp 20.000.
Harga tomat dan bawang merah yang dijual di Pasar Mardika, Ambon, juga mengalami kenaikan satu pekan ini karena pasokan dari Sulawesi Selatan dan Jawa Timur terus berkurang. Harga beras di Tegal pun terus merangkak naik sepekan ini.
Kondisi berbeda terjadi di Padang, Sumatera Barat. Harga kebutuhan pokok masih stabil. Namun, pedagang memperkirakan akan terjadi kenaikan satu minggu menjelang Ramadhan. (ETA/ODY/NIT/KOR/HRS/FRN/EGI/ZAK/BAY/WIE/SEM/DMU)
http://epaper1.kompas.com/kompas/books/140612kompas/#/20/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar