Karena masalah ini dikait-kaitkan dengan Bulog, Menteri BUMN Dahlan Iskan ikut angkat bicara. Dia mengaku tidak tahu asal mula kehadiran beras Vietnam di pasaran yang kualitasnya disebut-sebut hanya diberikan untuk Bulog.
Namun Dahlan percaya pada anak buahnya. "Saya enggak tahu, saya juga lagi bertanya (sama Bulog), kok bisa. Bulog katanya juga enggak tahu apa-apa. Dia enggak merasa impor, Bulog juga merasa aneh," ujar Dahlan di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (28/1).
Dahlan menceritakan, keanehan yang dirasakan Bulog karena beras tersebut tiba-tiba sudah ada di pasar. "Ya enggak tahu, dia juga aneh kenapa bisa begitu. Kata pedagang enggak khusus," jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, data masuknya 19.900 ton beras dari Vietnam, pertama kali diungkap Ditjen Bea Cukai Kementerian Keuangan. Menurut Bea cukai, ada 58 importir yang memperoleh Surat Persetujuan Impor (SPI) resmi dari Kementerian Perdagangan, sehingga statusnya bukan ilegal atau selundupan. Saling lempar tanggung jawab ini menurut Didik harus ditengahi oleh DPR.
Laporan impor beras ini sudah mencuat pekan lalu, seperti disampaikan pedagang bernama Billy Haryanto kepada rombongan menteri perekonomian yang menggelar inspeksi di Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur. Namun, pengaduan itu ditampik Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi yang kukuh menyebutnya beras selundupan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa memerintahkan Kementerian Perdagangan segera menjelaskan kabar impor beras 19.900 ton dari Vietnam. Tujuannya untuk mencegah isu berkembang menjadi polemik.
Sejauh yang dia tahu, importasi beras jenis medium hanya boleh dilakukan Badan Urusan Logistik (Bulog). Sementara swasta hanya boleh mendatangkan beras jenis khusus.
"Bila ada impor dari Vietnam selain Bulog, harus diklarifikasi dan Kemendag harus menjelaskan. Saya akan minta penjelasan apa sebenarnya yang terjadi," kata Hatta saat dihubungi wartawan, Senin (27/1).
Hatta pun memastikan dari Bulog tidak ada permintaan impor karena pasokan dari dalam negeri cukup. Merujuk peraturan, kondisi tahun lalu juga tidak masuk kategori darurat, yang mendesak adanya pembelian beras dari luar negeri.
"Impor beras hanya diberikan kepada Bulog apabila diperlukan," cetusnya.
[noe]
http://www.merdeka.com/uang/soal-impor-ilegal-beras-vietnam-dahlan-bela-bulog.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar