Walaupun program tersebut sudah sejak lama digalakkan namun kata dia, masyarakat sepertinya masih enggan untuk menjual kedelainya ke Bulog. Hal itu, lanjut dia, bisa dimaklumi sebab, harga beli di Bulog jauh lebih murah dibandingkan harga dipasaran. "Kita siap menampung, berapapun kedelai hasil panen petani. Namun, harganya sesuai dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yakni sekitar Rp7.700/kg," kata Suzana.
Kedelai yang dibeli dari petani jelas dia, akan digunakan untuk menyuplay kebutuhan para perajin tahu dan tempe. Di Lampung ini lanjut dia, kebutuhan kedelai masih sangat tinggi yakni mencapai 4.700 ton/bulan. Sementara, jumlah produksi yang dihasilkan setiap bulannya masih sangat jauh dari angka kebutuhan tersebut. "Di Lampung ini masih kekurangan kedelai karena kebutuhannya lebih tinggi dari pada hasil produksinya," tegas dia.
Untuk itu kata Suzana lagi, sebagian besar anggota Kopti, menggunakan kedelai impor sebagai bahan bakunya dalam pembuatan tahu dan tempe. Padahal, lanjut dia, kedelai lokal tidak kalah baiknya dengan kedelai impor. "Masih banyak perajin yang menggunakan kedelai impor dalam pembuatan tahu dan tempe. Mereka beralasan kedelai impor lebih baik dari kedelai lokal," ucapnya.
Untuk itu, ucapnya, yang perlu dilakukan saat ini dan seterusnya adalah bagaimana meningkatkan kualitas kedelai lokal sehingga mampu bersahing dengan kedelai impor. "Yang menjadi PR kita adalah bagaimana memperbaiki kualitas kedelai kita," jelas dia.
Untuk diketahui, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Lampung, pada tahun 2013 lalu telah mencanangkan program peningkatan produksi kedelai dengan mengembangkan 6 ribu hektare lahan di lima kabupaten di Lampung.
Kelima kabupaten tersebut adalah Lampung Tengah, Lampung Timur, Tanggamus, Way Kanan dan Mesuji. Kemudian, untuk yang dua ribu hektare adalah perluasan area tanam di dua kabupaten yaitu Lampung Tengah dan Mesuji.
Berdasarkan data yang dihimpun Kupas Tuntas, pada 2009 produksi kedelai Lampung mencapai 16.165 ton, tahun 2010 terjadi penurunan signifikan pada produksi kedelai yakni sekitar 7,37 ribu ton biji kering atau turun sekitar 8,79 ribu ton, Penurunan produksi kedelai tahun 2010 terjadi karena berkurangnya luas panen sebesar 7,36 ribu hektar (-54,41 persen).
Sementara, pada tahun 2012 Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan Lampung, mencatat tahun 2012, produksi kedelai di Lampung 7.539 ton dan tahun 2013 sekitar 97.705 ton.(Suhaili)
http://www.kupastuntas.co.id/?page=berita&&no=10531
Tidak ada komentar:
Posting Komentar