Kamis, 8 September 2016
Jakarta -Perum Bulog terus mendatangkan daging kerbau asal India. Targetnya, sebanyak 9.500 ton daging kerbau sudah seluruhnya tiba di Tanjung Priok, Jakarta, sampai akhir September nanti.
Anggota Komisi IV DPR RI, Made Urip, melontarkan kritik importasi daging kerbau India bisa menyebabkan bencana untuk peternak lokal, lantaran India selama ini dikenal belum dinyatakan bebas penyakit mulut dan kuku (PMK).
"Importasi daging kerbau sudah masuk dan dibagikan. Apakah efektif atau tidak menurunkan harga daging sapi saya tidak tahu. Tapi saya prihatin sekali karena India ini nggak seluruhnya bebas PMK," jelas Urip saat rapat dengar pendapat dengan Bulog di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (8/9/2016).
"Apa hati Bapak nggak tergelitik kalau kerbau ini ada PMK. Bagaimana nasib peternak rakyat, itu bertahun-tahun musnahkan PMK supaya bisa steril seperti sekarang. Hati nurani kita sebagai anak bangsa dimana?" imbuhnya.
Menanggapi kritikan anggota Komisi IV tersebut, Direktur Utama Bulog, Djarot Kusumayakti mengungkapkan, secara teori sebenarnya PMK sudah hilang ketika daging dibekukan. Sehingga kecil kemungkinan daging kerbau punya potensi menyebarkan PMK.
"Jadi virus PMK ini secara tekhnis kalau dalam suhu beku minimum tertentu dia tidak bisa hidup saat PH sekian. Secara teori mati, namun kita juga lakukan pengujian ekstra ketat, setiap datang beberapa hari kita uji sampel di lab, Insya Allah nggak terjadi," kata Djarot.
Selain pengujian lab rutin, sambungnya, Kementerian Pertanian juga menjamin bebas PMK atas daging kerbau dengan inspeksi ke rumah potong di India.
"Kita sangat hati-hati dengan daging kerbau. Tim dari Kementerian Pertanian lengkap dengan Badan Karantina juga turun langsung ke lapangan. Lakukan checking awal apakah ada kemungkinan hidupnya virus PMK di daging kerbau itu," ujar Djarot.
(dna/dna)
http://finance.detik.com/read/2016/09/08/201517/3294469/4/rapat-dengan-dpr-bulog-dikritik-soal-impor-daging-kerbau-india
Tidak ada komentar:
Posting Komentar