SENIN, 26 SEPTEMBER 2016
RMOL. Gegap gempita Pilkada DKI rupanya menenggelamkan isu kasus yang menjerat Irman Gusman. Sejak ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan Sabtu (17/9) pekan lalu, kasus yang menyeret Ketua DPD ini kurang "bunyi".
Tak banyak perkembangan terbaru dalam kasus itu. Selama sepekan ini, Irman juga belum diperiksa sebagai tersangka. Hanya dua pengacara Irman; Tommy Singh dan Razman Arief Nasution yang empat hari bolak-balik gedung KPK, memberi pernyataan kepada wartawan.
Senin, pekan lalu, rapat Badan Kehormatan DPD untuk menentukan posisi Irman, lebih disorot ketimbang kasus yang menjeratnya sendiri.
Rabu (19/9), KPK sempat memeriksa Farizal, JPU Kejati Sumbar yang disuap Xaveriandy Sutanto sebesar Rp365 juta terkait kasus kuota distribusi gula impor non-SNI. Perkara ini tengah disidangkan di PN Padang. Farizal yang mendakwa Xaveriandy, justru seolah-olah bertindak sebagai penasihat hukum Direktur Utama CV Semesta Berjaya tersebut. Dia menyusun eksepsi dan mengatur saksi-saksi yang menguntungkan bagi Xaveriandy.
Menurut KPK, penyelidikan kasus itu menguak kasus lain yang melibatkan Irman. Kasus yang dimaksud adalah kasus suap rekomendasi penambahan kuota distribusi gula impor untuk wilayah Sumatera Barat tahun 2016 dari Bulog kepada CV Semesta Berjaya.
Dalam perkara inilah, KPK menangkap tangan Irman di rumah dinasnya, Jalan Denpasar, Sabtu dinihari saat menerima suap dari Xaveriandy sebesar Rp 100 juta. Bersamaan dengan penetapan tersangka Irman, Farizal juga ditetapkan sebagai tersangka. Kedua kasus itu dipisah oleh KPK.
Nah, Kamis (25/9) lalu, ada sedikit perkembangan soal kasus ini. Wakil Ketua KPK Laode Syarif menyebut, komisi antirasuah itu tengah mendalami komunikasi antara Irman dan Direktur Utama Perum Badan Urusan Logistik (Bulog), Djarot Kusumayakti. "Bagian percakapan (komunikasi) yang didapat oleh KPK akan diperiksa," ujar Syarif di gedung KPK.
Syarif melanjutkan, percakapan nirkabel antara Irman dan Djarto penting. Terutama dalam membongkar tabir gelap dalam kasus ini. Karena itu, tak menutup kemungkinan, KPK akan segera memanggil Djarot untuk diperiksa.
Sebelumnya, Dirut Bulog, Djarot Kusumyakti mengakui Irman Gusman mengontak dirinya. Namun, dia membantah ada intervensi Irman terkait penambahan kuota distribusi gula impor untuk CV Semesta Berjaya tahun 2016 di wilayah Sumatera Barat.
Dikonfirmasi Rakyat Merdeka, semalam, Pelaksana Harian Kabiro Humas KPK Yuyuk Andriati menyatakan, kemungkinan besar Irman baru diperiksa pekan depan. Sebab, para penyidik tengah menjalani pelatihan. "Dua hari ini memang nggak ada pemeriksaan karena penyidik lagi training. Nanti minggu depan (periksa Irman)," ujar Yuyuk.
Berita Irman tenggelam oleh gegap gempita DKI Jakarta yang sepekan ini menghiasi headline media-media massa nasional. Di media sosial macam Twitter, trending topic-nya juga seputar gelaran akbar lima tahunan sekali itu.
Padahal sebelumnya, Irman sendiri sempat menjadi trending topic pada pekan lalu, dengan hashtag #PapaMintaUangGula. Namun segera, seiring pemberitaan media yang mengangkat isu Pilkada DKI, isu Irman tenggelam.
Tadi malam, pengacara Irman, Tommy Singh menyebut, kondisi kliennya selama mendekam dalam Rutan Guntur baik-baik saja. Meski, awalnya sempat shock saat ditahan KPK.
"Beliau sehat, makan lancar, tidur juga. Biasa saja, tak ada yang dikeluhkan. Beliau menghormati proses hukum," ujar Tommy kepada Rakyat Merdeka.
Sehari-hari, Irman menghabiskan waktunya dengan membaca buku. Juga, menjalankan ibadah. "Dua kegiatan itu yang sehari-hari dilakukan Pak Irman," imbuhnya.
Yang masih tetap dibicarakan Irman adalah uang Rp 100 juta dari Xaveriandy dan Memi yang dia tak pernah tahu. "Pak Irman tak pernah tahu uang itu uang apa. Tak ada sangkut paut apapun dengan uang itu," tuturnya. "Pak Irman tak tahu apa bingkisan yang diberi ibu Memi. Dia pikir sekadar parfum, dasi, atau batik."
Bahkan, ditegaskan Tommy, Irman sama sekali tak kenal Xaveriandy. Irman, hanya mengenal Memi. "Jadi tidak ada hubungan antara Irman Gusman dengan (Xaveriandy) Sutanto," tegasnya.
Eks Ketua DPD itu, mengenal Memi ketika istri Xaveriandy itu membeli tanah di Padang Industrial Park, di mana Irman adalah salah satu pemegang sahamnya. "Itu tahun 2007, katanya ibu Memi berencana membangun pabrik gula di situ," ungkap Tommy.
Memi memiliki perusahaan distributor gula yang terdaftar secara resmi di Bulog. Perusahaan itu, juga sering bekerjasama dengan Kemendag. Setelah itu, tak ada kontak lagi antara keduanya. Sampai, saat Idul Fitri harga gula melonjak di Sumatera Barat.
Irman teringat Memi, lalu menghubunginya. Maksudnya, untuk bertanya kenapa harga gula bisa melonjak. Rupanya, terjadi kelangkaan pasokan. Irman pun meninjau langsung pasar-pasar di Padang. Dia didampingi Wakil Gubernur Sumbar, Walikota Padang, dan Danrem. Memi, juga ikut serta. "Itu ada fotonya, sidak ketika Idul Fitri," imbuh Tommy.
Irman pun kemudian menghubungi Bulog secara institusi. Karena dikepalai Djarot, maka Irman berbicara dengannya. "Jadi bukan bertujuan khusus bicara sama pak Djarot, tapi Bulog secara institusi. Dia (Irman) bilang, 'pak ini kok gula Sumbar kurang dan harga jadi tinggi'," tutur Tommy.
Dari situ, Bulog minta distributor yg terdaftar di dolog Sumbar. Salah satunya, perusahaan Memi. "Dari saat itu Pak Irman tidak tau gimana ke depannya mereka," tandasnya. ***
http://www.rmolsumsel.com/read/2016/09/26/57958/1/Oh..-Diam-diam,-Rupanya-Irman-Sudah-Terbiasa-di-Penjara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar