RAKYATKU.COM, JAKARTA - Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Nasional, Winarno Tohir meminta Bulog agar optimal menyerap gabah petani di musim panen Gadu 2016 yang saat ini tengah berlangsung.
Penting, mengingat peranan Bulog sebagai satu-satunya lembaga negara yang berperan dalam stabilisasi harga pangan agar dapat memberikan harga yang menguntungkan bagi petani. "Pasalnya, harga gabah baik di tingkat petani maupun pedagang saat ini sedang turun karena sedang berlangsungnya panen," kata Winarno di Jakarta, Kamis (1/9/2016).
Didasari hasil pantauan, indikator harga gabah di tingkat petani maupun pedagang tersebut turun, terbukti dari hasil inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan Menteri Pertanian, Amran Sulaiman di Pasar Induk Beras Cipinang, Selasa (30/8). Dalam sidak ini ditemukan harga beras eceran saat ini turun yakni berkisar Rp7 ribu hingga Rp8 ribu per kilogram.
"Artinya bila harga beras di pasar itu turun, otomatis harga gabah di tingkat petani merosot. Inilah pentingnya Bulog turun serap gabah petani agar harga stabil atau menguntungkan petani," tuturnya.
Winarno menegaskan, optimalnya Bulog dalam menyerap gabah petani tidak hanya menstabilkan harga, akan tetapi sangat penting juga agar Bulog dapat mencapai target serap gabah petani selama 1 tahun sebanyak 3,9 juta ton setara beras. Sebab realisasi serap gabah petani oleh Bulog sampai saat ini, baru mencapai 2,24 juta ton setara beras sehingga jumlah gabah yang diserap masih jauh di bawah target.
"Untuk itu, Bulog harus kerja keras menyerap gabah petani, walaupun gudang-gudang Bulog sudah terisi atau tidak tertampung. Ini tidak bisa dijadikan alasan. Bulog harus tetap menyerap gabah petani dan menyewa gudang-gudang milik BUMN dan swasta yang ada," tegasnya.
Berdasarkan data Kementerian Pertanian, hasil panen di bulan Agustus 2016 mencapai 8 juta ton gabah kering giling (gkg), setara dengan beras sebesar 4,50 juta ton. Sementara kebutuhan konsumsi beras sekitar 2,65 juta ton.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar