REMBANG POST - Sebanyak kurang lebih 2 ton Beras Miskin (Raskin) di Desa Mantingan Kecamatan Bulu Kabupaten Rembang pada Bulan Agustus 2016, yang di drop oleh Badan Urusan Logistik (Bulog) Kabupaten Rembang tidak layak makan. Kondisi beras diketahui dalam kondisi yang hancur, berbau, dan ber- kutu. Melihat kondisi demikian, pihak desa Mantingan memilih untuk tidak membagikan ke warganya dan meminta ganti kepada Bulog Rembang supaya ditukar dengan Beras Miskin yang layak makan.
Pejabat sementara (Pjs) Kepala Desa Mantingan, Kasmin, saat dikonfirmasi sesaat setelah Raskin untuk bulan Agustus didrop ke desa Mantingan, mengatakan, memang kondisi beras sangat tidak layak. Beras berbau apek, berwarna hitam, berkutu, dan hancur seperti tepung, namun ia langsung mengadukan hal ini pada Sekretaris Kecamatan Bulu. "Saya langsung adukan ke Sekcam Bulu, beras memang tidak saya bagi karena melihat beras tidak layak, daripada saya diomeli warga mending tidak dibagikan dan memilih meminta ganti yang lebih bagus", paparnya.
Kepala Gudang Bulog Kedungrejo Kabupaten Rembang, Madiyono, saat dikonfirmasi, membenarkan jika memang pemerintah desa di Desa Mantingan menginginkan Raskin bulan Agustus diganti, pihak gudang Bulog juga secepatnya merespon keluhan desa, dengan segera beras langsung diganti oleh salah satu rekanan yang biasa menyuplai beras di Bulog. "Salah satu rekanan sudah menggantinya, kita respon cepat. Jika memang ada beras yang kualitasnya buruk, laporkan pada kami, kami akan segera menggantinya.", jelasnya.
DISTRIBUSI RASKIN
Normatifnya, pada tahun 2016 ini jumlah penerima Raskin sebanyak 69.014 rumah tangga sasaran. Tiap rumah tangga miskin semestinya mendapat jatah 15 kilogram selama 12 bulan, belum lagi Raskin ke 13 dan ke 14. Sehingga total alokasi Raskin per tahun bagi Kabupaten Rembang mencapai 1.035.210 ton . Faktanya, entah kenapa, Bulog sepertinya tidak mengindahkan kualitas beras, distribusi juga sering kali dilangsungkan dari salah satu rekanan menuju ke desa, beras tidak masuk ke Bulog dahulu, namun hanya di gudang affilial/ gudang bersama/ gudang sewa. Sementara gudang itu dalam intimidasi kuasa satu rekanan saja.
Melihat kondisi semrawutnya tatanan ini, Bulog seakan tak berdaya oleh cengkraman kuasa rekanan, pastinya rekanan yang lain juga kelimpungan tanpa ada kejelasan status, sejatinya masih dianggap rekanan atau tidak, secara data memang masih rekanan Bulog, namun kalah dengan kuasa satu rekanan yang lebih besar.
Hal itu diungkap oleh salah satu sopir yang tidak mau disebut namanya, sopir ini biasa mengirim langsung beras dari salah satu rekanan bukan menuju ke Gudang Bulog, namun langsung ke desa, beras ini dianggap sebagai beras Raskin karena diperintah rekanan langsung menuju desa. Bukan hanya itu, beras dari rekanan sudah terbungkus rapi dalam koli/ sak bersablon Bulog.(hd)
http://aknunsoed.mywapblog.com/antara-distribusi-raskin-tak-layak-makan.xhtml
Tidak ada komentar:
Posting Komentar