Rabu, 13 Mei 2015
Jakarta, HanTer - Anggota Komisi IV DPR RI Firman Subagyo, mengaku mencium adanya indikasi kecurangan yang dilakukan salah satu perusahaan yang berafiliasi dengan menteri di kabinet Jokowi yang ikut melakukan ‘permainan’ beras yang menyebabkan harga beras di pasaran mudah naik.
“Itu bagian dari skenario importir beras. Akhirnya ketika beras masuk gudang semua, begitu di lapangan dan pasaran habis, mau tak mau kan impor. Yang ditunggu cuma impor itu,” kata Firman kepada Harian Terbit, Rabu (13/5/2015).
Lebih jauh menurut Politisi Golkar, salah satu perusahaan yang memborong beras itu punya hubungan dengan salah satu menteri di kabinet Jokowi.
“Perusahaan ini memborong beras dengan harga tinggi sehinga Bulog tak mampu bersaing. Karena mereka tahu, beras lokal akan jadi salah satu cadangan dan andalan. Dengan tak ada impor, beras lokal melonjak. Makanya perusahaaan itu menimbun. HPP (harga pembelian pemerintah, red) di Bulog terlalu rendah sehingga tak kan bisa membeli,” beber Firman.
Lebih jauh, Firman meminta pemerintah agar secara konsisten menggunakan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan. Jika UU tersebut dipakai, maka para tengkulak bisa diproses secara pidana.
“UU ini sudah diundangkan sejak 2012, tapi nyaris tak ada pergerakan apa-apa oleh pemerintah. Padahal undang-undangnya sudah revolusioner,” cetusnya.
Selain itu ia pun juga meminta kepada aparat penegak hukum harus segera turun tangan untuk menyelidiki dan melakukaan proses hukum bilamana terbukti perusahaan tersebut melakukan hal seperti itu.
"Presiden Jokowi harus menidak tegas adanya dugaan itu, kalaupun memang sudah terbukti Jokowi perlu mengganti menterinya yang memiliki perusahaaan yang melakukan aksi memborong beras untuk ditimbun," pungkas Firman yang juga Wakil Ketua Fraksi P. Golkar DPR ini.
Informasi yang dihimpun Harian Terbit dilapangan, setidaknya ada dua perusahaan yang kabarnya diisukan melakukan aksinya melakukan penimbunan beras dimana yaitu, PT. Lumbung Padi Indonesia yang terletak di Jl.Raya Mojosari Kejapanan, Desa Jasem, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto Jawa Timur.
Dan kedua yakni PT. Tiga Pilar Tbk yang mana perusahaan kedua itu berada di beberapa wilayah yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, hingga Sulawesi Selatan.
http://nasional.harianterbit.com/nasional/2015/05/13/28388/25/25/Perusahaan-Milik-Salah-Satu-Menteri-Jokowi-Bermain-Beras
Tidak ada komentar:
Posting Komentar