Kamis, 14 Mei 2015
JAKARTA (SK)- Mantan menteri pertanian berinisial AP, di duga terlibat dalam aksi memborong dan penimbunan beras oleh PT TP yang juga milik seorang menteri di Kabinet Kerja Jokowi-Jusuf Kalla.
“Pada perusahaan tersebut AP menjabat sebagai Komisaris Utama (Komut). Ini jaringan mafia yang dahsyat,” kata Wakil Ketua Komisi IV Firman Subagyo kepada Suara Karya di Jakarta, Kamis (14/5).
Dari hasil borong tersebut lanjut Firman, PT TP menargetkan bisa membeli beras berbagai jenis sebanyak 2 juta ton. Hasilnya, tentu tidak langsung dijual melainkan ditimbun sampai benar-benar terjadi kekosongan stok di Bulog dan mereka bisa melakukan pengendalian harga.
Menurut Firman, ini sangat ironis mengingat sebagai pembantu presiden yang juga pemilik PT TP dan juga AP sebagai eks menteri pertanian seharusnya bisa membantu mengamankan dan ikut mewujudkan kedaulatan.
“Ini malah mereka berlaku sebaliknya, bermain-main dengan komoditi pangan yang itu menjadi hak rakyat,” katanya.
Bukan itu saja, Firman menduga ada skenario besar dari mafia pangan untuk bersama-sama memperlemah Bulog dan menteri pertanian (Mentan) yang saat ini dijabat Amran Sulaiman seolah-olah dianggap tidak berhasil. Kondisi tersebut bisa melengserkan Mentan dari jabatannya, karena kinerjanya dinilai buruk oleh Presiden Jokowi.
“Presiden Jokowi harus waspada terhadap prilaku kotor para mafia ini, dan aparat penegak hukum hendaknya segera melakukan penyelidikan terhadap para spekulan tersebut karena hal itu telah melanggar UU No 18 Tahun 2012 tentang Pangan,” ujarnya.
Padahal lanjut Firman, selain menjabat Komut di PT TP, AP juga memiliki jabatan yang sama di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT PTN yang juga bergerak di sektor pertanian.
“Presiden harus segera melengserkan orang-orang yang berprilaku kotor dari jabatannya, dan aparat penegak hukum harus segera melakukan penyelidikan terhadap spekulan tersebut,” kata Firman.
Firman mengatakan, melalui perusahaannya sampai saat ini AP masih mengendalikan distribusi beras ke Pasar Induk Cipinang dengan total per harinya mencapai 3.500 ton.
Diberitakan sebelumnya, Dua perusahaan bidang pangan yang diduga milik seorang menteri di Kabinet Kerja Jokowi-Jusuf Kalla, melakukan aksi memborong dan menimbun beras dari petani di sejumlah wilayah di Indonesia. Ini dinilai sebagai bentuk strategi dari mafia beras untuk terus memperlemah peran Bulog dalam mengendalikan harga beras di pasaran.
Anggota Komisi IV DPR Firman Subagyo mengatakan, aksi memborong tersebut dilakukan untuk semua jenis beras mulai dari beras premium hingga yang diperuntukan bagi orang miskin.
Dahsyatnya, perusahaan yang beroperasi di wilayah Jawa ini melakukan pembelian di atas harga pembelian pemerintah (HPP). “Ini jelas kerjaan mafia. Sebab dengan membeli beras di atas HPP, Bulog tidak akan bisa bersaing dan akan mengalami kekosongan stok. Ini yang akan dimanfaatkan mereka (mafia),” kata Firman kepada Suara Karya di Jakarta, Rabu (13/5). (wan)
http://www.suarakarya.id/2015/05/14/eks-mentan-juga-terlibat-di-perusahaan-penimbun-beras.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar