JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perdagangan Rachmat Gobel mengungkapkan pemerintah kini telah siap melakukan impor beras. Impor yang akan dilakukan menjelang bulan puasa dan Idul Fitri itu dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan harga kebutuhan pokok.
"Ini masih bahas, tapi Kemendag sudah siap utk mengeluarkan izin impor kepada Bulog. Tinggal finalisasi, tapi semua sudah siap," ujar Rachmat usai melakukan rapat bersama Kepala Staf Kepresidenan Luhut Binsar Panjaitan dan Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto di gedung Bina Graha, Kamis (7/5/2015).
Dia mengungkapkan, Presiden Joko Widodo memerintahkan Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, dan Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk menghitung stok beras yang dimiliki Bulog saat ini.
Setelah dihitung beras yang dibutuhkan, Rachmat menyatakan maka impor akan dilakukan menjelang bulan puasa. "Menjelang puasa dan lebaran supaya ada stabilitas harga," kata dia.
Bulog tak mampu serap
Impor beras yang dilakukan pemerintah ini diperkirakan lantaran Bulog tak mampu menyerap beras petani. Guru Besar Ilmu Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung (Unila) Bustanul Arifin mengatakan, penyerapan gabah saat ini tidak hanya dilakukan oleh Bulog.
Di beberapa wilayah penyerapan gabah justru dilakukan oleh selain Bulog, dengan harga lebih tinggi dari Harga Pembelian Pemerintah (HPP), bahkan mencapai Rp 4.000 per kilogram untuk Gabah Kering Panen (GKP). Kondisi ini bisa jadi menyebabkan Bulog tidak mampu menyerap atau membeli gabah petani.
Akibatnya, target pengadaan Bulog tahun ini yang sebesar 2,7 juta ton, kemungkinan hanya mampu mencapai 470.000 ton, atau 20 persennya saja. “Saya khawatir fenomena ini kembali akan menaikkan laju inflasi pada bulan Mei ini, dan sangat mungkin menurunkan angka Nilai Tukar Petani lagi. Ini yang harus diwaspadai,” kata Bustanul kepada Kompas.com.
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/05/07/211257126/Mendag.Siap.Terbitkan.Izin.Impor.Beras.untuk.Bulog
Tidak ada komentar:
Posting Komentar