Rabu, 27 Mei 2015

26 BUMN Rugi Rp 11,7 Triliun

Rabu, 27 Mei 2015

MedanBisnis - Jakarta. Saat ini terdapat 119 Badan Usaha Milik Negara (BUMN), tetapi tidak semuanya memiliki kinerja keuangan kinclong alias mampu meraih laba bersih sepanjang tahun 2014.
Tercatat, sebanyak 26 perusahaan pelat merah masih rugi. Total kerugian dari 26 BUMN tersebut ialah Rp 11,7 triliun.

Meski masih ada perusahaan pelat merah yang rugi, tapi jumlah BUMN dan nominal kerugian pada tahun 2014 ternyata menurun bila dibandingkan tahun 2013. Tahun 2013, tercatat 30 BUMN mengalami rugi sebesar Rp 34,68 triliun, jadi ada penurunan 65,77%. "Secara umum kinerja BUMN membaik karena jumlah BUMN yang rugi berkurang. BUMN yang mengalami kerugian besar seperti Garuda, Antam dan Krakatau Steel," kata Asdep Bidang Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian BUMN, Seger Budiarjo, Selasa (26/5).

Dari data tahun 2014, sebanyak 14 BUMN merupakan pemain lama alias tercatat mengalami kerugian dari tahun 2013, sedangkan sisanya sebanyak 13 BUMN sebagai pendatang baru.

Dari 26 BUMN yang tercatat rugi, sebanyak 5 BUMN laporan keuangan dalam status anaudited sedangkan 1 BUMN memakai laporan keuangan (audited) tahun 2013 karena telah berhenti operasi.

Adapyn daftar 26 BUMN yang rugi sepanjang tahun 2014 adalah Perum Produksi Film Negara rugi Rp 1 miliar, PT Energy Management Indonesia rugi Rp 3 miliar (unaudited), PT PDIP Batam Rugi, rugi Rp 5 miliar, PT INUKI, rugi Rp 6 miliar (unaudited), PT Primissima rugi Rp 7 miliar, PT Balai Pustaka rugi Rp 8 miliar, PT Indra Karya rugi Rp 9 miliar, PT Survai Udara Penas rugi Rp 21 miliar, PT Perusahaan Perdagangan Indonesia rugi Rp 37 miliar, PT Berdikari rugi Rp 48 miliar, PT Industri Sandang Nusantara rugi Rp 68 miliar, PT Kertas Kraft Aceh rugi Rp 81 miliar (unaudited), PT Dok & Perkapalan Surabaya rugi Rp 90 miliar, PT Barata Indonesia rugi 97 miliar, PT Iglas rugi Rp 101 miliar, PT Pertani rugi Rp 123 miliar (unaudited), PT ASEI REI, rugi Rp 128 miliar, PT Sang Hyang Seri rugi Rp 160 miliar (unaudited), PT Dok & Kodja Bahari, rugi Rp 176 miliar, PT INTI rugi Rp 266 miliar, PT Rajawali Nusantara Indonesia rugi Rp 281 miliar, Perum Bulog rugi Rp 459 miliar, PT Antam Tbk Rugi Rp 775 miliar, PT Merpati Nusantara Airlines rugi Rp 1,57 triliun (audited 2013), PT Krakatau Steel Tbk rugi Rp 2,59 triliun, dan PT Garuda Indonesia Tbk rugi Rp 4,62 triliun

Laba Terbesar
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) juga mencatat 92 dari 119 perusahaan pelat merah mendapat laba bersih di 2014. Ada 20 BUMN yang meraih laba bersih di atas Rp 900 miliar.

Peringkat pertama untuk BUMN peraih laba bersih tertinggi dipegang oleh PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), dengan laba bersih Rp 24,25 triliun. BRI berhasil menggeser posisi PT Pertamina (Persero) yang sebelumnya berada di peringkat pertama 2013.

Di 2013, Pertamina meraup laba bersih Rp 32,05 triliun dan turun menjadi Rp 18,23 triliun di 2014. BUMN yang berhasil naik peringkat dari rugi menjadi laba ialah PT PLN (Persero).

PLN masuk daftar 20 BUMN dengan laba tertinggi yakni dari rugi Rp 29,56 triliun pada tahun 2013 berubah menjadi untung Rp 11,74 triliun.

Dari 20 BUMN dengan laba terbesar, sebanyak 11 BUMN berstatus perusahaan tertutup dan 9 BUMN sudah terdaftar di lantai bursa alias perusahaan terbuka.

Hebatnya, 20 BUMN dengan laba terbesar ini menyumbang 97,94% dari total perolehan laba perusahaan pelat merah 2014. Total laba seluruh BUMN senilai Rp 148,17 triliun sedangkan total laba 20 BUMN dengan urutan teratas yakni Rp 145,13 triliun.

Adapun daftar 20 BUMN dengan laba bersih terbesar pada tahun buku 2014 adalah

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) Rp 24,25 triliun, PT Telkom Tbk Rp 21,44 triliun, PT Bank Mandiri Tbk Rp 20,65 triliun, PT Pertamina (Persero) Rp 18,23 triliun, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Rp 11,74 triliun, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) laba Rp 10,82 triliun, PT Perusahaan Gas Negara Tbk Rp 8,88 triliun, PT Semen Indonesia Tbk Rp 5,57 triliun, PT Pupuk Indonesia (Persero) Rp 4,82 triliun, PT TASPEN (Persero) Rp 3,46 triliun, PT Jasa Raharja (Persero) Rp 2,36 triliun, PT Bukit Asam Tbk Rp 2,01 triliun, PT Pegadaian (Persero) Rp 1,70 triliun, PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Rp 1,58 triliun, PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) (Persero) Rp 1,6 triliun, PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Rp 1,57 triliun, PT Jasa Marga Tbk Rp 1,21 triliun, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Rp 1,11 triliun, PT Angkasa Pura II (Persero) Rp 1,09 triliun, dan PT Kereta Api Indonesia (Persero), laba Rp 943,42 miliar

Laba Menipis
Seger mengatakan 119 BUMN mencatat perolehan total laba bersih Rp 148,17 triliun. Laba bersih BUMN tersebut turun 1,9%, bila dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 151,85 triliun."Penurunan laba BUMN sangat dipengaruhi oleh penurunan laba Pertamina yang signifikan. Tahun 2013 laba senilai Rp 32 triliun kemudian turun ke Rp 19 triliun di 2014. Penurunan laba Pertamina dipengaruhi oleh turunnya harga minyak," katanya.

Pertamina sendiri merupakan satu BUMN penyumbang laba terbesar. Berkurangnya total laba BUMN juga dipengaruhi oleh proses penurunan nilai aset atau impairment asset. (ant)

http://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2015/05/27/165930/26-bumn-rugi-rp-117-triliun/#.VWW_JtK8PGc

Tidak ada komentar:

Posting Komentar