Kamis, 7 Mei 2015
Metrotvnews.com, Jakarta: Menko Perekonomian Sofyan Djalil menegaskan pemerintah akan mengambil langkah untuk membuka keran impor dalam memenuhi kebutuhan beras dalam negeri. Langkah ini, kata Sofyan, diambil karena Badan Urusan Logistik (Bulog) tidak menyerap stok beras secara maksimal.
"Kalau pengumpulan beras tidakn banyak, pemerintah akan membuka opsi impor. Sekarang absorsi Bulog tidak sebanyak yang diharapkan. Juli lah keputusannya, sekarang masih panen, kita harapkan Bulog serap sebenyak-banyaknya," kata dia ditemui di kantornya, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Rabu (6/5/2015) malam.
Hingga akhir April, beras yang telah diserap Bulog baru sekitar 450 ribu ton, masih setengah dari penyerapan di periode yang sama pada tahun lalu. Padahal dalam tahun in, target yang harus diserap sebanyak 2,7 juta ton beras.
"Penyerapan periode yang sama di tahun lalu sekitar 900 ribu ton. Itu karena penyerapan sudah dilakukan sejak bulan Februari. Untuk tahun ini penyerapan baru dilakukan pada akhir Maret setelah keluar Inpres 5 Tahun 2015 pada 17 Maret," ujar Direktur Pelayanan Publik Bulog Lely Pelitasari.
Hambatan tidak maksimalnya penyerapan beras karena kadar air yang melebihi 25 persen sehingga harus dikeringkan agar bisa memenuhi standar untuk masuk ke gudang-gudang Bulog. "Itu dibutuhkan dryer (pengering) yang menjadi kesulitan di lapangan. Alat-alat pengering Bulog terbatas. Lebih banyak mitra penggilingan yang punya," ucap dia.
Hingga akhir Mei, Lely mengatakan, target serapan Bulog untuk mencukupi kebutuhan enam bulan ke depan dengan asumsi kebutuhan per bulan sebesar 250 ribu ton.
AHL
http://ekonomi.metrotvnews.com/read/2015/05/07/123295/penyerapan-bulog-tak-maksimal-menko-sofyan-buka-keran-impor-beras
Tidak ada komentar:
Posting Komentar