Sabtu, 09 Mei 2015

Menjaga Bulog tak digerogoti ‘tikus kantor’

Jumat, 8 Mei 2015

Merdeka.com – Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) pernah mengalami masa kelam. Perusahaan yang dulu berstatus Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) ini nyaris dibubarkan di era pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Usul pembubaran kembali dihembuskan di era pemerintahan Presiden Jokowi oleh Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo.

Di era Gus Dur Bulog hampir dibubarkan karena dijadikan mesin ATM pribadi penguasa. Banyak mantan kepala Bulog terjerat kasus dugaan korupsi dan penyalahgunaan wewenang karena sistem pengawasan Bulog lemah.

Banyak kepentingan pribadi, termasuk kepentingan politik di balik tugas mulia Bulog menjaga ketahanan pangan dalam negeri. Untuk menjaga Bulog tetap pada khitahnya sebagai stabilisator harga, perusahaan pelat merah ini perlu dijauhi dari kepentingan pribadi dan golongan.

“Ada beberapa hal mendasar untuk menjaga Bulog dari praktik korupsi. Transparansi akuntabilitas keuangan Bulog harus ditingkatkan. Sehingga Bulog bisa terbebas dari indikasi korupsi,” ujar Koordinator Divisi Monitoring dan Analisis Anggaran ICW Firdaus Ilyas kepada merdeka.com di Jakarta, Selasa (5/5).

Salah satu celah korupsi bisa datang dari aktivitas impor bahan pangan. Karena itu kebijakan impor harus sepenuhnya dikendalikan pemerintah. Baik dari sisi harga maupun volume agar pertanggungjawaban jelas.

“Bulog kan tidak bisa bekerja sendiri tergantung hulunya yaitu pemerintah. Yang penting Bulog hanya jadi satu bagian untuk stabilitasi harga kebutuhan masyarakat. Harusnya bulog itu jadi perpanjangan tangan pemerintah dan negara dalam menjaga ketahanan pangan,” kata dia.

Intervensi politik bisa jadi hambatan Bulog menjalankan tugas dan fungsinya. Tidak dipungkiri, selama ini perusahaan BUMN kerap dijadikan ATM dan mesin uang partai politik.

“Salah satu hambatan terbesarnya itu lepas dari intervensi kepentingan politik. Selain itu, akuntabilitas perusahaan dalam menggunakan anggaran juga harus dikendalikan pemerintah,” tutupnya.

[noe]

http://www.djogjasumberberita.com/menjaga-bulog-tak-digerogoti-tikus-kantor/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar