Hadir juga dalam acara tersebut Ketua Perpadi Pusat yang juga mantan Direktur Utama Bulog Ir. Sutarto Alimuso dan Ditjen Kementerian Pertanian Ir. Jamil. Persoalan target peningkatan produksi padi di Lampung menjadi 4 juta ton harus disikapi secara serius oleh Pemprov Lampung dengan beberapa stakeholder terkait, karena hal ini tidak mudah.
Beberapa infrastruktur dan fasilitas pendukung lain juga menjadi hal penting untuk digerakkan. Seperti kesiapan lahan, bibit, pupuk, musiman, irigasi, ketersediaan air, sangatlah penting. Tetapi juga hal yang tidak kalah penting yaitu bahwa setelah produksi meningkat, harus diimbangi dengan pengelolaan dan pemasaran hasil panen yang maksimal. Di sinilah dibutuhkan peran serta Perpadi, BRI dan Bulog. Agar supaya stabilitas harga tetap terjaga.
“Perpadi sangat mendukung upaya tersebut, agar nantinya tidak ada import di Lampung. Malu kita daerah sentra pertanian kok import. Itulah sebabnya, Perpadi akan mendukung Bulog dalam upaya penyerapan beras semaksimal mungkin untuk stabilisasi stock beras cadangan dan raskin di Lampung,” ujar Ketua Perpadi Lampung Midi Iswanto. Menurut Midi, hal ini agar Lampung terhindar dari import beras, akibat cadangan beras tidak ada.
“Ada beberapa kendala yang dialami oleh teman-teman penggilingan padi dalam melakukan pengolahan gabah menjadi beras, di antaranya permodalan, kondisi pabrik, lantai jemur dan driyer. Oleh sebab itu sangat membutuhkan bantuan pemerintah dalam merevitalisasi pabrik tersebut agar terjadi percepatan dalam pengolahan dan pemasaran khususnya ke Bulog,” ujarnya. (adv)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar