Rabu, 20 Mei 2015

Beras Lengket dan Menggumpal

Rabu,20 Mei 2015

"Beras Sintetis" Diduga Masuk secara Ilegal

BEKASI, KOMPAS — Beras yang diduga dicampur bahan sintetis ditemukan beredar di Pasar Tanah Merah, kompleks Mutiara Gading Timur, Kecamatan Mustika Jaya, Kota Bekasi. Selasa (19/5), Kepolisian Sektor Bantar Gebang menutup sementara salah satu toko beras di pasar itu untuk keperluan penyelidikan.

Beras yang diduga bercampur bahan sintetis ini diketahui beredar setelah fotonya diunggah di media sosial oleh Dewi Septiyani (29), warga kompleks Mutiara Gading Timur, Senin (18/5).

Dewi, yang sehari-hari berjualan nasi uduk dan bubur ayam, mengungkapkan, dirinya membeli 6 liter beras tersebut di Pasar Tanah Merah, Rabu (13/5). Beras tersebut akan diolah menjadi bubur ayam dan nasi uduk, Senin lalu. "Tetapi, saat dimasak jadi bubur, kok, hasilnya beda," ujar Dewi saat ditemui, Selasa.

Karena penasaran, Dewi memasak beras itu hingga dua kali, tetapi hasilnya tetap sama. "Matang, tetapi bentuknya menggumpal. Saat dimakan terasa lengket. Adik saya sampai sakit perut mencoba bubur itu," ujar Dewi.

Adik Dewi, Putri (27), sempat memakan semangkuk bubur ayam hasil olahan beras itu. Dia juga memberi makan anaknya yang masih berusia 1,5 tahun dengan nasi dari beras yang sama.

"Di mulut terasa lengket, baunya juga anyir. Mirip nasi basi. Setelah saya makan, perut terasa mual dan kepala pusing," ujar Putri.

Selasa siang, aparat Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Kota Bekasi serta Polsek Bantar Gebang mendatangi toko tempat Dewi membeli beras itu. Polisi membawa pemilik toko beserta empat pegawainya untuk dimintai keterangan, serta meminta toko ditutup sementara hingga penyelidikan selesai.

Saat hendak dibawa polisi, Sembiring, pemilik toko itu, mengaku membeli beras tersebut dari distributor di kawasan Duren Jaya. Beras itu didatangkan dari Karawang, Jawa Barat.

Fitri (44), warga lain yang biasa membeli beras di toko tersebut, mengatakan, beras dari toko Sembiring sejauh ini tak pernah bermasalah saat dikonsumsi. "Saya langganan di toko ini sudah tiga tahun," kata Fitri.

Kepala Bidang Perdagangan Disperindagkop Kota Bekasi Herbert Panjaitan mengatakan, pihaknya membawa 0,5 liter beras sebagai sampel yang akan diteliti di laboratorium milik Badan Urusan Logistik atau Badan Pengawas Obat dan Makanan Kota Bekasi. "Beras ini akan diuji apakah benar-benar mengandung bahan yang terkontaminasi sintetis atau tidak," ujarnya.

Di Jakarta, Direktur Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Kementerian Perdagangan (Kemendag) Widodo, Selasa, menduga, beras sintetis itu masuk secara ilegal. Pasalnya, Kemendag tidak mengeluarkan izin impor beras dan Kementerian Pertanian juga tidak memberikan rekomendasi impor beras.

Widodo menambahkan, dari hasil pengamatan, beras yang diduga beras sintetis itu berbeda dengan beras normal. Warna beras itu bening, sedangkan beras pada umumnya putih susu. Kemendag telah bekerja sama dengan Direktorat Bea Cukai untuk melacak asal-usul beras tersebut.

Usus ayam berformalin

Sementara di Kota Tangerang, 1,5 drum berisi bahan kimia cair mengandung formalin ditemukan di sebuah industri rumahan pengolahan usus ayam di seberang Pasar Induk Tanah Tinggi, Budi Asih, Kecamatan Tangerang, Selasa.

Penggerebekan dilakukan Direktorat Narkotika Polda Metro Jaya, Selasa pagi hingga siang. Saat penggeledahan, petugas menyita barang bukti drum berisi cairan kimia dan olahan usus ayam.

"Penggeledahan dilakukan setelah ada laporan dari masyarakat. Atas laporan itu, petugas melakukan cross check di lapangan. Selanjutnya, kami menggelar operasi ini. Dan benar, petugas menemukan barang bukti," kata Kepala Unit I Subdit III Narkoba Polda Metro Jaya Komisaris Alamsyah Paluppesy yang memimpin operasi itu.

(ILO/PIN/HEN)

http://epaper1.kompas.com/kompas/books/150520kompas/#/26/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar