Sabtu, 23 Mei 2015
[SEMARANG] Gagasan Menteri BUMN Rini Soemarno untuk membuat PT yang bertugas membeli gabah petani dinilai konyol.
"Itu pernyataan konyol. Kalau terjadi akan tumpang tindih dengan fungsi Bulog. Sama saja menggembosi Bulog," tegas anggota komisi IV DPR Firman Subagyo, kepada SP, Sabtu (23/5) pagi.
Sebelumnya saat panen raya di Lamongan, Rini Soemarno menyatakan, untuk membantu petani agar bisa menikmati harga gabah sesuai dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) dirinya akan menggerakkan BUMN dibawah kementeriannya.
Salah satunya, memerintahkan PT Petrokimia Gresik agar membentuk perusahaan baru untuk membeli gabah petani.
"Saya sudah bicara dengan Petrokimia agar menyiapkan mesin-mesin pengering dengan membentuk perusahaan baru. Mesin-mesin ini akan disiapkan di daerah-daerah produsen gabah, dan saat ini sedang dihitung berapa besaran anggaran yang dibutuhkan," katanya.
Ia berharap, rencana ini sudah bisa terlaksana pada musim depan, sehingga petani bisa menikmati harga gabah sesuai HPP yang ditetapkan Presiden Joko Widodo, yakni, sesuai Inpres No. 5 Tahun 2015 sebesar Rp 3.700 per kilogram dengan kadar air maksimum 25 persen dan kadar hampa 10 persen, atau Rp 3.750 per kilogram di penggilingan
Menurut politisi Golkar itu, seharusnya Bulog dikembalikan fungsinya sebagai lembaga pangan nonkomersial.
"Kalau gagasan Menteri BUMN seperti itu terwujud, maka sama saja dengan menggembosi peran Bulog," tukasnya.
Menurut Firman, pemerintah seharusnya segera melaksanakan amanat UU Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan bahwa yang dimaksud lembaga pangan adalah bukan lembaga pangan komersial seperti gagasan Menteri BUMN.
"Jangan semua kebijakan berorentasi bisnis, tetapi harus berpihak pada kepentingan rakyat dan petani," tegas Wakil Ketua Fraksi Partai Golkar DPR ini. [142/N-6]
http://sp.beritasatu.com/ekonomidanbisnis/bentuk-pt-beli-gabah-petani-gembosi-bulog/87785
Tidak ada komentar:
Posting Komentar