Rabu, 14 Oktober 2015
Jakarta -Para petani menilai, Harga Pembelian Pemerintah (HPP) beras sebesar Rp 7.300/kg yang ditetapkan berdasarkan Inpres Nomor 5 Tahun 2015 pada 15 Maret 2015, sudah terlalu rendah.
HPP tersebut jauh di bawah harga pasaran beras yang sudah di kisaran Rp 8.000/kg di tingkat petani.
Ketua Umum Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Tohir menyatakan, HPP beras perlu dinaikkan tahun depan untuk menjaga daya beli dan meningkatkan kesejahteraan petani.
Dia mengusulkan, HPP tahun depan bisa dinaikkan sebesar 16% menjadi Rp 8.460/kg. Dengan asumsi inflasi tahun ini kira-kira 6% dan penambahan keuntungan 10% untuk petani, maka angka kenaikan 16% dianggap ideal.
"Kenaikan pada 2015 itu terlalu rendah. Untuk tahun 2016, kami dari petani inginnya naik 16% sehubungan dengan adanya inflasi dan menjaga Nilai Tukar Petani (NTP)," ujar Winarno saat dihubungi detikFinance di Jakarta, Rabu (13/10/2015).
Sebelumnya, Perum Bulog juga mengeluhkan terlalu rendahnya HPP beras yang ditetapkan pemerintah. HPP beras yang terlalu jauh di bawah harga pasaran ini membuat Bulog kesulitan membeli beras dari petani karena para tengkulak berani memasang harga jauh di atas HPP.
"Pemerintah kan ada HPP, (beras lokal) beras yang ada sekarang di atas HPP, itu kesulitannya (pengadaan beras)," kata Dirut Perum Bulog Djarot Kusumayakti, beberapa waktu lalu.
Akibat HPP yang terlalu rendah, serapan beras Bulog sejak Januari sampai Oktober ini baru 2,4 juta ton, jauh di bawah target pengadaan sebesar 3,2 juta ton selama setahun. Pengadaan beras sebesar 2,4 juta ton itu pun jika ditambah dengan serapan beras premium yang dibeli dengan menggunakan skema komersial, harganya di atas HPP. Beras premium tak bisa dipakai untuk operasi pasar dan penyaluran beras sejahtera (rastra).
Stok beras medium Bulog yang dibeli dengan harga sesuai HPP dan dapat digunakan untuk penyaluran rastra sampai Oktober hanya 1,1 juta ton.
"Penyerapan beras sampai hari ini sekitar 2,4 juta ton. Kalau stok beras 1,7 juta ton. Tapi itu (beras medium) yang untuk PSO (Public Service Obligation/subsidi) hanya 1,1 juta ton. 600.000 ton sisanya stok beras premium," ungkap Djarot.
(drk/drk)
http://finance.detik.com/read/2015/10/14/173320/3044034/4/petani-minta-hpp-beras-tahun-depan-naik-16
Tidak ada komentar:
Posting Komentar