Senin, 12 Oktober 2015
JAKARTA. Polemik sola impor beras kembali bergulir di Tanah Air. Pemberitaan dari The Saigin Times, surat kabar terbuitan Vietnam, memanaskan pro kontra impor beras asal Vietnam.
The Saigin Times menuliskan bahwa Kementerian Perindustrian dan Perdagangan Vietnam telah memenangi kontrak untuk memasok beras sebanyak 1 juta ton ke Indonesia. Beras yang dipasok terdiri dari 750.000 ton dengan kualitas patahan 15% dan 250.000 ton dengan kualitas patahan 5% saja.
Namun kabar ini dibantah Amran Sulaiman, Menteri Pertanian. Dia menyatakan, sampai saat ini Kementerian Pertanian (Kemtan) belum menerapkan impor beras.
Namun, dia tak menepis peluang Indonesia untuk mengimpor beras. “Siapa yang bilang impor? Saya justru baru tahu ada kabar itu,” ujar Amran, akhir pekan lalu.
Hari Priyono, Sekretaris Jenderal Kemtan pun menepis kabar tersebut. Dia menyatakan, sampai saat ini, Kemtan belum memberikan instruksi langsung ke Perum Bulog untuk mengimpor beras.
Wahyu, Direktur Pengadaan Bulog ketika dikonfirmasi terkait hal ini enggan berkomentar. Menurutnya, Bulog saat ini hanya menjalankan penugasan dari pemerintah. Kendati begitu, dia mengakui bahwa pasokan beras medium atau jenis beras yang dibeli Bulog sesuai dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) semakin langka di pasaran.
Saat ini stok beras medium di gudang Bulog hanya sekitar 1,1 juta ton. Dengan asumsi beras yang keluar untuk memenuhi program beras sejahtera (rastra) sebanyak 250.000 ton per bulan ditambah rastra tambahan satu bulan pada Desember, total kebutuhan beras medium mencapai 1 juta ton. Alhasil, akhir tahun ini, Bulog hanya memiliki sisa beras medium 100.000 ton.
http://pemeriksaanpajak.com/2015/10/12/kemtan-bantah-telah-merilis-kontrak-impor-beras-vietnam/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar